Polisi Korban Rusuh Mako Brimob Berniat Rayakan Ultah Bareng
FAH | CNN Indonesia
Kamis, 10 Mei 2018 21:57 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Almarhum Aipda Anumerta Denny Setiadi tidak bisa memenuhi janji kepada saudara kembarnya, Dewi Lukmianti, untuk merayakan ulang tahun bersama.
Denny adalah anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 yang tewas saat kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Dewi terkahir kali berkomunikasi dengan Denny pada Senin (7/5) lalu melalui sambungan komunikasi video (video call). Mereka membicarakan perayaan ulang tahun bersama pada pekan depan, Selasa (15/5).
Rencananya, saat ulang tahun nanti Dewi dan Denny ingin merayakan di rumah orang tua di Bekasi, Jawa Barat.
"Biasanya, kalau ada yang mau ulang tahun kami kumpul di rumah orang tua di Bekasi. Tapi karena tanggal 15 (Mei adalah) hari Selasa, rencananya dimajukan tanggal 13, kan hari Minggu," kata Dewi di kediaman Denny, di Jalan Kramat, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (10/5).
Dewi tidak memiliki firasat apa pun terkait kepergian Denny. Ia pun terkejut ketika orangtuanya menyampaikan kabar tersebut melalui sambungan telepon pada Rabu siang.
Sejak malam hari sebelumnya, Dewi mengaku sibuk mengurus anak-anak karena ada kegiatan di sekolah. Oleh karena itu, ia pun tidak tahu bahwa di tempat saudaranya betugas telah terjadi bentrokan antara polisi dengan napi terorisme.
"Saya kaget. Enggak ada firasat apa-apa, tapi tiba-tiba dikabarkan bahwa Denny tidak ada. Saya pikir tidak adanya lagi (pergi) ke mana, ternyata meninggal," tutur Dewi.
Bagi Dewi, saudara kembarnya itu merupakan sosok yang baik. Ia juga pandai bergaul dengan masyarakat.
Sesekali Dewi terlibat perdebatan dan cekcok dengan Denny. Namun, itu sebagai bentuk perhatian sesama saudara.
"Kadang-kadang itu kami beda pendapat, tapi intinya kami kompak," kata Dewi.
Dewi mengatakan, Denny sering berbagi cerita mengenai hal-hal yang dirasakan dan dialaminya. Sebelum menikahi Etty Trihartini, misalnya, sudaranya itu sering bercerita dan meminta pendapat. Pun demikian sebaliknya.
Dia mengatakan ketika dekat dengan seseorang, Denny juga sering memberikan saran dan masukan.
"Dia temen curhat semua hal, apalagi setelah menikah. Ya tentang rumah tangga, dulu juga waktu mencari calon pasangan," kata Dewi.
Denny sudah menjadi polisi sejak 2004. Ia pernah bertugas di satuan narkoba Polresta Bekasi, Jawa Barat. Pada Februari 2018, Denny diperbantukan (BKO, Bawah Kendali Operasi) sebagai anggota Densus 88 di Mako Brimob, Depok.
Saat itu, kata Dewi, Denny juga bercerita soal penugasan itu. "Dia kasih kabar, 'sekarang saya di Densus 88'," kata Dewi meniru ucapan Denny kala itu.
Mendengar kabar itu, sempat terbesit kekhawatiran mengenai keselamatan Denny. Sebab, menurut Dewi, tugas anggota Densus 88 cukup berat.
"Dari situ kok saya kayak gemeter ya, kok di Densus, karena profesinya berhadapan sama teroris. Ya hati saya deg-degan juga, kok dibagian itu. Tapi mungkin tugas, ya saya enggak bisa melarang," kata Dewi.
Kondisi Jenazah
Dewi tidak ikut menjemput jenazah Denny di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Terakhir kali melihat wajah saudaranya itu, kata Dewi, ketika tiba di kediamannya.
Menurut Dewi saat itu jenazah sudah dimasukan ke dalam peti. Namun karena keluarga ingin melihat Denny terkahir kali maka peti jenazah sempat dibuka. Dari situlah diketahui bahwa terdapat luka pada bagian kepala Denny.
"Pas jenazahnya datang ke rumah, jenazahnya komplit (utuh seluruh tubuh), cuma ada sayatan di pipi kiri. Giginya ompong, tinggal satu," kata Dewi.
Dewi berharap tidak terulang kejadian serupa. Ia juga meminta maaf kepada seluruh kolega bila ada kekhilafan yang dilakukan saudaranya semasa hidup.
"Mohon maaf kepada temannya Denny jika ada perbuatan Denny yang salah tolong dibukakan pintu maaf sebesarnya. Saya mohon tidak ada tindak seperti ini lagi," kata Dewi. (pmg)
Denny adalah anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 yang tewas saat kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.
Dewi terkahir kali berkomunikasi dengan Denny pada Senin (7/5) lalu melalui sambungan komunikasi video (video call). Mereka membicarakan perayaan ulang tahun bersama pada pekan depan, Selasa (15/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, saat ulang tahun nanti Dewi dan Denny ingin merayakan di rumah orang tua di Bekasi, Jawa Barat.
"Biasanya, kalau ada yang mau ulang tahun kami kumpul di rumah orang tua di Bekasi. Tapi karena tanggal 15 (Mei adalah) hari Selasa, rencananya dimajukan tanggal 13, kan hari Minggu," kata Dewi di kediaman Denny, di Jalan Kramat, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (10/5).
Sejak malam hari sebelumnya, Dewi mengaku sibuk mengurus anak-anak karena ada kegiatan di sekolah. Oleh karena itu, ia pun tidak tahu bahwa di tempat saudaranya betugas telah terjadi bentrokan antara polisi dengan napi terorisme.
"Saya kaget. Enggak ada firasat apa-apa, tapi tiba-tiba dikabarkan bahwa Denny tidak ada. Saya pikir tidak adanya lagi (pergi) ke mana, ternyata meninggal," tutur Dewi.
Bagi Dewi, saudara kembarnya itu merupakan sosok yang baik. Ia juga pandai bergaul dengan masyarakat.
Sesekali Dewi terlibat perdebatan dan cekcok dengan Denny. Namun, itu sebagai bentuk perhatian sesama saudara.
"Kadang-kadang itu kami beda pendapat, tapi intinya kami kompak," kata Dewi.
Dewi mengatakan, Denny sering berbagi cerita mengenai hal-hal yang dirasakan dan dialaminya. Sebelum menikahi Etty Trihartini, misalnya, sudaranya itu sering bercerita dan meminta pendapat. Pun demikian sebaliknya.
Dia mengatakan ketika dekat dengan seseorang, Denny juga sering memberikan saran dan masukan.
"Dia temen curhat semua hal, apalagi setelah menikah. Ya tentang rumah tangga, dulu juga waktu mencari calon pasangan," kata Dewi.
 Napi kasus terorisme keluar dari rutan Brimob saat menyerahkan diri di Rutan cabang Salemba, Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. (ANTARA FOTO/Humas Mabes Polri) |
Saat itu, kata Dewi, Denny juga bercerita soal penugasan itu. "Dia kasih kabar, 'sekarang saya di Densus 88'," kata Dewi meniru ucapan Denny kala itu.
Mendengar kabar itu, sempat terbesit kekhawatiran mengenai keselamatan Denny. Sebab, menurut Dewi, tugas anggota Densus 88 cukup berat.
"Dari situ kok saya kayak gemeter ya, kok di Densus, karena profesinya berhadapan sama teroris. Ya hati saya deg-degan juga, kok dibagian itu. Tapi mungkin tugas, ya saya enggak bisa melarang," kata Dewi.
Kondisi Jenazah
Dewi tidak ikut menjemput jenazah Denny di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Terakhir kali melihat wajah saudaranya itu, kata Dewi, ketika tiba di kediamannya.
Menurut Dewi saat itu jenazah sudah dimasukan ke dalam peti. Namun karena keluarga ingin melihat Denny terkahir kali maka peti jenazah sempat dibuka. Dari situlah diketahui bahwa terdapat luka pada bagian kepala Denny.
"Pas jenazahnya datang ke rumah, jenazahnya komplit (utuh seluruh tubuh), cuma ada sayatan di pipi kiri. Giginya ompong, tinggal satu," kata Dewi.
Dewi berharap tidak terulang kejadian serupa. Ia juga meminta maaf kepada seluruh kolega bila ada kekhilafan yang dilakukan saudaranya semasa hidup.
"Mohon maaf kepada temannya Denny jika ada perbuatan Denny yang salah tolong dibukakan pintu maaf sebesarnya. Saya mohon tidak ada tindak seperti ini lagi," kata Dewi. (pmg)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK