Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian berduka lima anak buahnya gugur dalam kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Depok.
"Anak-anak saya gugur, saya berduka, saya sedih," kata Tito di Mako Brimob, Kamis (10/5).
Tito menjelaskan bahwa kelima anak buahnya itu merupakan anggota tim pemberkasan yang bertugas menyiapkan napi menuju pengadilan. Ketika terjadi serangan oleh para tahanan, senjata perorangan mereka kemudian dirampas dan demikian pula senjata sitaan yang berada di ruang pemberkasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senjata itulah yang digunakan sejumlah narapidana terorisme untuk menguasai tiga dari enam blok di Mako Brimob.
Semula satu anggota polisi yaitu Brigadir Iwan Sarjana sempat disandera, tapi kemudian dilepaskan pada Rabu (9/5) tengah malam
Tito menjelaskan keberhasilan dalam teori penanganan penyanderaan adalah sandera masih hidup. Selanjutnya kepolisian akan memproses kerusuhan tersebut dengan aturan hukum.
"Sebagai penegak hukum, kita harus taat pada hukum, sehingga proses hukum harus dikedepankan. Ini bedanya kita penegak hukum yang memiliki aturan, dengan terorisme yang tidak memiliki aturan," ujar Tito.
Saat ini sebanyak 145 napiter sudah dipindahkan ke Nusa Kambangan. Sementara 10 napiter lain masih di Mako Brimob karena sedang menjalani proses persidangan.
Insiden ricuh di Mako Brimob sendiri berakhir pada Kamis pagi ini pukul 07.15 WIB.
Total 156 napi terlibat dalam insiden penyanderaan tersebut dengan menguasai tiga dari enam blok yang ada di Mako Brimob, yaitu Blok A, B, dan C.
(vws)