Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang sopir Bemo M jurusan Terminal Jembatan Merah menuju Terminal Joyoboyo Wonokromo, Juari, berbagi cerita tentang kejadian sesaat setelah serangan bom bunuh diri, di gapura
Mapolrestabes Surabaya. Dia mengaku beruntung tidak ikut menjadi korban.
"Untung tadi saya ambil jalur kiri jalan, jadi tidak sampai ikut jadi korban. Saya mendengar ledakan dan melihat banyak korban yang meninggal," kata Juari, Senin (14/5).
Dengan nada bicara yang terbata-bata, Juari menceritakan kepada warga Pengampon Surabaya, tentang apa yang dia saksikan saat bom meledak di Mapolrestabes Surabaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jalanan di sana macet total, banyak daging yang berceceran di sana, ada dua sepeda motor dan satu mobil yang terbakar," ujarnya.
Sementara dari pantauan sekitar, lokasi Jalan Veteran cukup steril. Tidak hanya kepolisan dari Polrestabes Surabaya, dan Polda Jatim, tetapi anggota TNI juga dilibatkan dan melakukan penyisiran di gedung gedung.
Ledakan terjadi di Mapolrestabes Surabaya sekitar pukul 08.50 WIB. Seluruh akses masuk Jalan Veteran sudah di disterilkan. Bahkan, polisi bersenjata lengkap melakukan penyisiran di sekitar gedung gedung Jalan Veteran.
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian juga menyatakan pelaku serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya hari ini sudah dikenali. Dia mengatakan ternyata terduga pelakunya juga satu keluarga, yang kemungkinan merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
"Pelakunya satu keluarga juga, sudah teridentifikasi, empat meninggal," kata Tito.
Menurut Tito, pelaku serangan bom di Mapolrestabes Surabaya menggunakan dua sepeda motor terpisah. Mereka terdiri dari pasangan suami istri dan tiga anak. Namun, kata dia, satu bocah itu terlempar dari sepeda motor saat terjadi ledakan.
"Yang anak-anak terlempar, masih selamat. Saat ini ada di RS Bhayangkara," ujar Tito.
Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Machfud Arifin juga menyatakan hal yang sama dengan Tito. Menurut dia, pelaku serangan bom di Surabaya pada Minggu kemarin dan hari ini adalah sama-sama melibatkan keluarga. Sama halnya dengan korban ledakan bom di Rusunawa Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, yang juga menewaskan satu pasang suami istri dan seorang anaknya.
Menurut Tito, pelaku meledakkan bom di gerbang Mapolrestabes Surabaya karena tidak bisa menerobos penjagaan. Alhasil, empat polisi yang berjaga mengalami luka-luka dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
"Mereka bagian dari kelompok yang sama. Kenapa aksinya di Surabaya? Karena mereka menguasai daerah ini," kata Tito.
(dik/gil)