Jakarta, CNN Indonesia -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyatakan mulai mengawasi peredaran berbagai komponen bahan peledak
triacetone triperoxide (TATP). Zat itu kerap digunakan buat meracik bom berdaya ledak tinggi, seperti yang dipakai di dalam
serangan teroris di Surabaya pada 13 Mei dan Senin lalu.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Polri, Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, mengatakan pengawasan terhadap hal ini dilakukan Polri lewat aturan yang telah dikeluarkan oleh Badan Intelijen Keamanan (Baintelkam).
"Ada sudah (aturan) di Baintelkam di bagian pengawasan senjata api dan bahan peledak," kata Setyo saat memberikan keterangan pers di Markas Besar Polri, Jakarta Selatan pada Selasa (15/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Setyo, sistem pengawasan sudah berjalan selama ini dengan mewajibkan pembeli zat kimia tertentu untuk meninggalkan identitas. Namun, dia itu tidak merinci persyaratan itu harus diterapkan untuk pembelian zat jenis apa.
Setyo mengatakan, Polri mengawasi pembeli sejumlah zat kimia tertentu dalam skala besar yang harus meninggalkan identitas.
"Kalau beli di toko kimia itu pasti meninggalkan identitas. Jadi seperti beli aseton dalam skala besar, dia harus meninggalkan identitas," katanya.
 (Foto: Divisi Humas Polri) |
Bom dari bahan
acetone peroxide dikenal dengan sebutan '
the mother of satan'. Bahan itu kerap dipakai oleh kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Bom jenis itu mudah dibuat karena hanya membutuhkan beberapa komponen yang mudah ditemukan di toko kimia, seperti cairan pembersih kuku, dan tidak membutuhkan pemicu khusus. Namun, bahan itu juga dikenal berbahaya karena sangat tidak stabil.
Sebab hanya dengan guncangan sedikit saja bisa membuatnya meletup. Sejumlah perakit bom jenis itu juga banyak meregang nyawa, termasuk terduga teroris
Anton Ferdiantono beserta istri dan anak sulungnya yang meninggal dalam ledakan di Rusun Wonocolo.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkapkan kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD) Surabaya yang menggelar empat serangan berbeda juga membuat bom pipa dengan bahan peledak TATP. Tito menjelaskan bahan TATP sangat berbahaya.
"TATP dikenal dengan sebutan '
the mother of satan', ibu dari para setan," tambah Tito.
(ayp/gil)