Jakarta, CNN Indonesia -- Persaudaraan Alumni 212 berencana kembali menggelar aksi bela Palestina dalam waktu dekat, sebagai respons atas sikap Amerika Serikat yang memindahkan kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Kita, teman-teman sedang bicarakan. Dalam waktu dekat akan diputuskan apakah kita perlu untuk demo besar di Kedubes Amerika Serikat," kata Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif kepada
CNNIndonesia.com di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (16/5).
Kedutaan Besar Amerika Serikat resmi dipindahkan ke Yerusalem sejak Senin (14/5). Pemindahan itu dilakukan meski dikritik oleh banyak negara termasuk Indonesia. Di hari yang sama, puluhan warga Palestina yang memprotes pemindahan tersebut tewas dalam sebuah kerusuhan di Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Laporan terbaru menyebut sedikitnya 55 warga Palestina tewas dan 2.400 lain mengalami luka-luka.
Slamet menegaskan bahwa pihaknya tidak berencana menghelat aksi di halaman Monas seperti pada 11 Mei lalu.
Salah satu pertimbangannya adalah karena pemerintah AS tidak menggubris tuntutan PA 212 yang menolak pemindahan kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Kemarin, kan, aksi di Monas tidak ada respons baik dari pemerintah mau pun oleh Amerika Serikat. Sekarang kita datangi ke rumahnya," ucap Slamet.
Pada 11 Mei lalu, PA 212 juga telah menggelar aksi bela Palestina yang terpusat di kawasan Monas. Mereka mengusung tuntutan menolak pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem. Aksi itu diikuti sejumlah tokoh politik. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bahkan ikut mendukung aksi tersebut dengan berpidato langsung di hadapan massa aksi yang berkumpul Monas.
(wis/gil)