Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyoroti persoalan aksi teror yang marak di Indonesia. Ia menyebut bahwa pelaku terorisme saat ini layaknya orang gila karena melibatkan anak-anak kecil dalam melancarkan aksi bom bunuh diri.
"Coba ada ibu bawa anaknya perempuan, ini disuruh bawa bom, itu saya pikir orang gila itu, jadi kita menghadapi orang gila sekarang," kata Ryamizard saat memberikan pengarahan ke ratusan prajurit Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) di Cilodong, Depok Jawa Barat, Selasa (22/5).
Dalam kunjungan kerja itu, Ryamirzard turut didampingi oleh Panglima Kostrad, Letnan Jendral Agus Kriswanto dan Kepala Pusat Penerangan Kementerian Pertahanan, Mayjen Totok Sugiarto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu mengatakan seharusnya para orangtua wajib melindungi anak-anaknya dari marabahaya.
Anak-anak, kata dia, seharusnya masih menikmati masa kecilnya untuk bermain bersama teman-temannya dan keluarga. Bukan sebaliknya disuruh menjadi martir dengan alasan jihad.
"Harusnya anaknya itu disayang sayang, digigit nyamuk enggak boleh, ini bukan masalah jihad, tapi orang gila. Mestinya di penjara di penjara orang gila aja mereka," kata dia.
Rymizard juga menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh kelompok teroris bukanlah termasuk dalam kategorisasi jihad.
Ia mengatakan bahwa pelaku teror tersebut merupakan aksi bunuh diri yang tak memiliki manfaat bagi agama dan justru merugikan banyak orang.
"Itu orang gila, boro-boro masuk surga, kalau orang bunuh diri itu ya enggak diterima di bumi dan di akhirat," tambah dia.
Dia menginstruksikan kepada seluruh pasukan TNI khususnya pasukan Kostrad untuk waspada dan siap terhadap ancaman terorisme yang semakin memprihatinkan.
Ia juga mendesak agar DPR segera menuntaskan revisi Undang-undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme sebagai payung hukum bagi aparat kemanan untuk memberantas terorisme di Indonesia.
"Ya apapun yang dibuat untuk bangsa dan negara ini itu harus didorong terus. Namanya UU teroris itu masak kita udah beberapa kali dihajar begitu masih mundur lagi," kata Ryamizard.
Teror bom melanda Kota Surabaya, beberapa pekan lalu. Bom meledak di tiga gereja di Surabaya, Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI) dan Gereja Pantekosta. Pelaku peledakan merupakan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan empat anaknya.
(ugo)