Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Gerindra membantah tudingan bahwa kepergian
Prabowo Subianto ke tanah suci Mekkah untuk melaksanakan umrah yang berbau politik.
Dugaan tersebut muncul lantaran waktu kepergian Ketua Umum Partai Gerindra itu ke tanah suci hampir bersamaan dengan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais.
"Pak Prabowo pergi umrah dalam rangka ibadah di bulan suci Ramadan, dan jadwalnya pun beda dengan pak Amien ya," kata Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade saat dihubungi, Sabtu (2/6).
Andre menjelaskan Prabowo baru saja tiba di tanah suci Jumat (1/6) kemarin dan berencana pulang ke Indonesia pada Senin atau Selasa pekan depan. Sementara itu, Amien disebut sudah menginjakkan kaki di Mekkah sejak beberapa hari lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau (Prabowo) merencanakan umrah di bulan suci Ramadan, tidak ada umrah politik. Karena umrah politik dalam tahapan pemilu ya," ujarnya.
Kemudian Andre mencontohkan kegiatan umrah yang berbau politik ketika Presiden Joko Widodo melaksanakannya pada medio 2014 lalu.
"Pak Jokowi di 2014, waktu minggu tenang beliau melaksanakan umrah," kata Andre.
Terpisah, Anggota Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo juga membantah tudingan umrah politik tersebut. Menurutnya, penyebutan umrah politik kepada mantan Ketua MPR itu keliru.
"Mereka yang menyebut umrahnya pak Amien sebagai umrah politik itu keliru. Pak Amien dan keluarga itu sering berangkat umrah bulan Ramadan. Kadang rombongannya besar, kadang kecil," kata Drajad melalui pesan singkat.
Untuk tahun ini, kata dia, Amien didampingi Hanafi Rais yang juga putra sulungnya, juga suami Tasniem Rais, Ridho Rahmado, dan staf-staf pribadi.
"Jadi ini umrah keluarga Amien Rais," ujarnya.
Dengan demikian, kata dia, kepergian Amien dan Prabowo yang hampir bersamaan dalam melaksanakan umrah hanya sebuah kebetulan.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon tak menampik ada rencana Prabowo, Amien, dan Presiden Partai Keadilan Sosial Sohibul Iman, untuk menemui Rizieq Shihab di Arab Saudi.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyebut rencana tersebut kurang elok.
"Kalau dihubungkan dengan kepentingan bertemu dengan imam besar kita Habib Rizieq untuk politik praktis, kurang bagus di Tanah Air," kata Ngabalin kemarin.
Namun, Fadli Zon membantah bahwa tujuan rencana pertemuan itu dihubungkan ke arah konsolidasi pilpres 2019.
"Tidak lah. Namanya umrah kok konsolidasi," ujarnya.
(has)