Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang warga negara Perancis, Frank sempat marah-marah saat mendengar suara tadarus dari pengeras suara di Musala Nurul Jadid Desa Tegalwaru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Namun belakangan ia meminta maaf dan mengaku setelah difasilitasi oleh kepolisian setempat.
Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar AM Dicky Pastika Gading mengatakan Frank terganggu oleh suara tadarus dan mengaji warga di musala yang berada tepat depan tempat tinggalnya kemarin.
Ia kemudian menegur salah satu pengurus musala, Andi Syafei. Sempat terjadi adu mulut antara keduanya. Video adu mulut Frank dan Andi tersebar di media sosial.
Warga kemudian melaporkan hal ini ke Polsek Ciampea.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Langkah yang ditempuh oleh Polsek Ciampea diantaranya menenangkan masyarakat lingkungan agar tidak bertindak reaktif selanjutnya menghubungi tokoh masyarakat sekitar diantaranya MUI Desa Ciampea dan memanggil kedua belah pihak," kata Dicky dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/6).
Proses musyawarah dan mufakat ini juga didampingi oleh bintara pembina desa (Babinsa) dan bintara pembinanaan dan keamanan ketertiban masyarakat (Babinkamtibmas).
Dalam proses musyawarah tersebut, Frank kemudian menyatakan penyesalannya dan meminta maaf atas ulahnya.
"Frank menyadari akan kesalahan yang diperbuatnya karena telah emosi," kata Dicky.
Menurut Dicky, Frank mengakui kesalahannya yang tidak sopan kepada Ustaz Adi Syafei saat mendengar tadarus dari rumahnya. Frank menyebut dirinya tak tau jika kegiatan tadarus dan mengaji merupakan kegiatan umat Islam.
Frank tinggal di Ciampea karena menikah dengan warga setempat bernama Asmini. Frank, kata Dicky, berdasarkan penuturan istrinya, selama ini memang kerap bertindak emosional.
(sur)