Jakarta, CNN Indonesia -- Putri pertama mantan Presiden Indonesia Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana alias Mbak Tutut mengadakan buka puasa bersama wartawan di kediaman ayahnya di Jalan Cendana No. 8, Menteng, Jakarta, Senin (4/6).
Tutut begitu ramah saat menjamu para wartawan. Akan tetapi, dia pun sempat agak merasa aneh ketika banyak kamera menyorot wajahnya.
Maklum, dia mengaku cukup lama tidak berjumpa dengan sorotan kamera. Meski begitu, dia menjadi terbiasa setelah lensa tak henti-henti mengarah ke wajahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tutut lalu meluangkan waktu untuk berbincang di ruang kaca. Para tamu berkumpul duduk mengelilingi Tutut. Dia memberi kesempatan kepada para tamu untuk mengajukan pertanyaan.
"Tapi ada syaratnya. Jangan tanya soal politik. Boleh sih, tapi terserah saya mau jawab atau tidak ya," ucap Tutut seraya terkekeh.
Pertama, Tutut diajukan pertanyaan perihal foto seorang pria paruh baya yang mirip dengan ayahnya, Soeharto. Diketahui, foto tersebut viral di media sosial beberapa hari yang lalu. Tutut tidak keberatan memberi tanggapan. Panjang lebar dia menjelaskan.
Tutut juga dengan enteng menjawab pertanyaan perihal rencana rumah Soeharto yang akan dijadikan museum.
Namun, ketika dimintai pendapat mengenai situasi politik nasional terkini, Tutut enggan komentar. Padahal, tentu Mantan Menteri Sosial itu memiliki kapasitas untuk menjawab soal itu.
"Coba tanyakan pada rumput yang bergoyang ya," ujar Tutut diselingi tawa.
"Kalau satu dijawab nanti melebar. Ada lagi pertanyaan yang lain," lanjutnya.
Tidak berhenti sampai disitu. Tutut juga diberondong pertanyaan perihal langkah adiknya, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto yang kini menjadi Ketua Umum Partai Berkarya. Tutut enggan menjawab dirinya turut menjadi bagian partai tersebut atau tidak.
"Itu kan partainya Tommy,
ya tanya sama dia dong," ujar Tutut berkilah.
Tutut hanya mengatakan bahwa dirinya mendukung segala kegiatan yang dilakukan adik-adiknya. Baik itu dalam bidang politik maupun dalam bidang yang lain. Menurutnya, itu memang kewajiban seorang kakak pertama.
Tutut lalu menjelaskan bahwa sehari-hari sudah tak lagi berkutat pada kegiatan politik. Dia mengaku hanya sibuk mengurus cucu. Selain itu, dia juga mengatakan suka menulis, membuat serta menyanyikan lagu.
Tutut kemudian dihadapkan para pertanyaan bagaimana memberikan kontribusi kepada negara jika tidak aktif dalam kegiatan politik kepartaian. Tutut, dengan lugas menjawab bahwa banyak cara untuk memberikan sumbangsih kepada negara. Misalnya melalui kegiatan sosial, pendidikan serta bidang lain yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Banyak sekali cara untuk membangun bangsa dan negara. Biar partai serahkan pada ahlinya," ucap Tutut seraya tersenyum.
(age/age)