TNI Sebut Tunjangan Bukan Satu-satunya Faktor Kesejahteraan

Dias Saraswati | CNN Indonesia
Kamis, 07 Jun 2018 13:15 WIB
TNI menyebut tunjangan bukan faktor tunggal yang menentukan kesejahteraan prajurit. Selain itu, ada masalah ketersediaan alutsista dan kesempatan pendidikan.
Ilustrasi prajurit TNI. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Sabrar Fadhilah mengatakan kenaikan tunjangan bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan prajurit TNI.

"Yang lain adalah kesejahteraan terkait dengan ketersediaan alutsista, kemudian juga kesempatan pendidikan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia," kata Sabrar di Kawasan Matraman, Jakarta Timur, Rabu (6/6) malam.

Kendati demikian, Sabrar mengaku pihaknya tetap bersyukur atas kenaikan tunjangan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo kepada para Bintara Pembina Desa (Babinsa) itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"TNI berterima kasih kepada pemerintah," ujar Fadhilah.

Dalam acara buka puasa bersama di Mabes TNI, Selasa (5/6), Jokowi menyetujui peningkatan pendapatan operasional Babinsa yang mencapai 771 persen.

"Semakin jauh [kenaikannya] buat kami semakin bagus, yang penting ini semua sudah saya yakin pemerintah sudah mengatur itu dengan baik, memperhitungkan dengan baik tentang ketersediaan [anggaran]-nya," ujar Sabrar.

Dia pun menegaskan kenaikan tunjangan untuk Babinsa tersebut akan diimbangi pula dengan peningkatan profesional prajurit. Apalagi, lanjutnya, Babinsa merupakan ujung tombak TNI yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

Ditambahkannya, kenaikan tunjangan tersebut tidak bermuatan politis, khususnya dalam momentum politik saat ini.

"Bapak presiden sudah mengatakan itu, Panglima TNI juga sudah mengatakan itu, ini adalah bagian dari kemajuan bangsa bersama," kata Sabrar.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut telah menyetujui peningkatan tunjanhan bagi Babinsa yang dimulai pada Juli mendatang.

"Nanti Juli ada kenaikan pendapatan operasional yang biasanya per bulan terendah itu Rp310 ribu, menjadi Rp2,7 juta per bulan. Ini melompat 771 persen," kata Jokowi di Mabes TNI, Selasa (5/6). (arh/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER