Kemenag Mukomuko Akan Koreksi Khotbah Terindikasi Provokatif

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Sabtu, 09 Jun 2018 05:41 WIB
Kantor Kemenag Mukomuko menyatakan akan kembali mengoreksi materi-materi khotbah Idul Fitri yang terindikasi provokatif dan terangkum politik praktis.
Kantor Kemenag Mukomuko menyatakan akan kembali mengoreksi materi-materi khotbah Idul Fitri yang terindikasi provokatif dan terangkum politik praktis. (Ilustrasi/ANTARA FOTO/R. Rekotomo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan institusinya akan mengoreksi materi-materi khotbah shalat Idul Fitri di masjid daerah itu.

Hal tersebut, ditegaskan untuk menghindari materi khotbah yang bersifat provokatif dan bermuara pada aksi terorisme.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Mukomuko A Jamalus mengatakan pengoreksian itu bukan kali ini saja dilakukan, karena saban tahun institusinya rutin mengoreksi materi khotbah shalat di masjid-masjid daerah itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jamalus menyatakan, institusinya melalui Kantor Urusan Agama (KUA) yang tersebar di 15 kecamatan yang akan mengoreksi materi khotbah di setiap masjid di daerah itu.

"Kami telah menginstruksikan kepada KUA untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan terutama sebelum materi ceramah disampaikan kepada jamaah di masjid tersebut," ujarnya, Jumat (8/6) seperti dikutip dari Antara.

Ia minta, tokoh agama dan pengkhotbah menyampaikan materi khotbah yang tidak provokatif. Sehingga materi khotbah yang diterima positif dan tidak terjadi keributan di tengah-tengah masyarakat.

Selain itu, ia minta, pengkhotbah tidak menyampaikan ceramah yang bernuansa politik praktis dalam suasana tahun politik mulai tahun ini dan tahun depan.

"Jangan sampaikan materi ceramah yang mendukung salah satu kelompok atau individu," ujarnya.


Sebaiknya, kata Jamalus, sampaikan materi ceramah yang fokus membahas tentang kehidupan agama bukan politik praktis.

Keberadaan mubalig dan materi dakwah yang disampaikan sempat menjadi polemik nasional di awal ramadan tahun ini. Hal itu akhirnya membuat Kementerian Agama merilis daftar rujukan mubalig bagi masyarakat. Mulanya ada 200 nama yang ada dalam daftar tersebut, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin menyatakan jumlah tersebut akan terus bertambah.

Daftar itu pun menjadi polemik, terutama dari kelompok oposisi, namun baik dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) tak menutup mata mengenai peranan mubalig dan konten dakwahnya dalam menjaga keutuhan bangsa. (antara)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER