Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Hasto Kristiyanto menyebut Partai Demokrat tidak konsisten dalam bersikap.
Hal ini disampaikan Hasto menanggapi kritik yang dilayangkan Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal program Revolusi Mental dan pembangunan infrastruktur rezim Jokowi-Jusuf Kalla.
"Ketika mau
ketok pintu, cerita yang baik-baik. Kemudian ketika ada agenda berbeda, kemudian memberikan kritik yang berbeda. Rakyat melihat ketidakkonsistenan di situ," ucap Hasto, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (12/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kritik itu merupakan hal wajar dan bagian dari strategi partai politik. Namun, ia mempertanyakan motif politik Demokrat.
"Kalau kritik itu harusnya diberikan berdasarkan objektivitasnya. Bukan didasarkan pada kepentingan politiknya," kata Hasto.
Sementara, aku dia, sempat ada sinyal positif dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono untuk membangun dialog secara positif dengan pihaknya.
Namun, lanjut Hasto, Demokrat belum pernah secara lugas menyatakan dukungannya kepada Presiden Jokowi untuk Pemilu 2019. Meski, komunikasi secara informal terus berjalan.
 AHY sempat mempertanyakan kelanjutan revolusi mental yang digagas Joko Widodo. ( ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya) |
"Tapi hasilnya kan kami serahkan pada kedaulatan setiap partai. Karena kerjasama kan harus dari kedua partai," kata dia.
Hasto mengakui ada beberapa perbedaan visi, misi, dan sikap politik antara kedua partai. Salah satunya, terkait pelaksanaan pilkada serentak 2018. Misalnya, dalam hal dukungan di Pilgub Jawa Timur dan Pilgub Sumatera Utara.
"Nah tentu saja pilkada ini senapas dengan pileg dan pilpres," ujarnya. "Ketika di dalam Pilkada juga ada perbedaan-perbedaan yang tajam, tentu saja ini juga kurang kondusif untuk membangun kerjasama ke depan," aku Hasto.
Terlepas dari itu, PDIP tidak mempersoalkan kecenderungan perubahan arah dukungan politik Demokrat.
"Sekali kami bersikap ya, kami tidak akan pernah berubah. Untuk itu kami terus membangun dialog dengan parpol lain," cetus Hasto.
Sebelumnya, AHY menyinggung kelanjutan program Revolusi Mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Menurut dia, sebagian besar rakyat menaruh harapan kepada program pembangunan manusia Indonesia sejak awal pemerintahan Jokowi.
"Ketika pemerintah saat ini berhasil membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan, dan proyek infrastruktur lainnya, lantas, kita patut bertanya, 'apa kabar, Revolusi Mental?'," ucap AHY saat menyampaikan orasi bertajuk Dengarkan Suara Rakyat', di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Sabtu (9/6).
Partai Demokrat, yang memiliki 61 kursi di DPR, itu belum menyatakan dukungannya baik kepada Jokowi maupun kubu Prabowo Subianto.
(arh/gil)