Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menanggapi keluhan Politikus Gerindra Habiburokhman yang menyebut mudik tahun 2018 seperti 'neraka'.
Habiburokhman mengaku terjebak antrean panjang saat hendak menyeberang menggunakan kapal feri dari Pulau Jawa menuju Sumatera pada H-2 Idul Fitri.
Budi Karya mengatakan telah melakukan pengecekan soal keluhan Habiburokhman, dan menurutnya saat itu tidak ada keluhan dari para pengendara yang hendak menyeberang dari pelabuhan Merak ke pelabuhan Bakauheni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Budi, ketika dirinya mendengar pernyataan Habiburrokhman, dia langsung mengklarifikasi dengan anggotanya yang bertugas di sana.
"Jadi saya mengklarifikasi dengan Dirut. Malah Dirut sampai bilang gini. Jangan tanya sama saya tapi warga. Hari itu H-2 sama sekali tidak ada komplain dari warga," kata Budi di sela kunjungan ke Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Selasa (19/6).
Budi menduga kemungkinan Habiburokhman mengalami antrean karena tidak membeli tiket kapal feri secara online. Pasalnya membeli tiket offline menurutnya membutuhkan waktu, sehingga mengakibatkan antrean.
Dia menyarankan agar para pemudik membeli tiket kapal feri secara online karena mudah dan mempercepat waktu.
"Jadi kalau mereka terlambat biasanya mereka tidak membeli secara online," kata Budi.
Habiburrokhman mengklaim butuh sekitar 10 jam agar ia bisa menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni. Sebab itu, dia menyamakan arus mudik 2018 ini seperti 'neraka'.
Dia mengaku merasakan kemacetan arus lalu lintas yang sangat parah pada H-2 Lebaran.
"Mobil saya nyangkut dari habis sahur sampai jam 12.30 siang baru naik kapal gitu loh, itu lancar apanya. Itu namanya 'neraka' mudiklah gitu," kata Habiburokhman.
(ugo/gil)