Jakarta, CNN Indonesia -- Area peristirahatan atau
rest area yang tersebar di beberapa titik jalan tol disinyalir menjadi biang keladi kemacetan di arus mudik maupun arus balik libur Lebaran dari tahun ke tahun.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun turut beranggapan demikian. Ia menyebut penumpukan kendaraan pemudik di
rest area menjadi salah satu penyebab kemacetan di beberapa ruas tol.
"Satu pola mudik masyarakat sekarang bukan semata-mata mudik, tapi ada keinginan berwisata maka banyak berhenti di
rest area dan menimbulkan kemacetan," ujar Budi di Gedung Kementerian Perhubungan pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan Budi Karya ditandai dengan beberapa ruas tol yang mengalami kemacetan saat arus mudik dan balik Lebaran 2018.
TMC Polda Metro Jaya menyebut banyaknya pemudik yang beristirahat di
rest area membuat lalu lintas tersendat pada arus balik lebaran H+3, Senin (18/6) malam di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali).
Sementara itu, lalu lintas di ruas tol Cikampek arah Jakarta mengalami kemacetan, terutama di titik-titik area peristirahatan pada Selasa (19/6) pagi.
Kemacetan tersebut disebabkan karena kepadatan kendaraan yang masuk ke area tersebut. Petugas Jasa Marga Traffic Management Center Dini mengatakan kemacetan terjadi di KM 64 hingga KM 62.
"Cikampek arah Jakarta mulai padat sekitar dua kilometer karena banyaknya kendaraan yang keluar masuk dari tempat peristirahatan KM 62," kata Dini kepada CNNIndonesia.com.
 Pengamat menyarankan pemerintah memberlakukan sistem waktu bagi kendaraan yang masuk ke rest area. (Antara/Oky Lukmansyah) |
Ketua Dewan Pakar Masyarakat Transportasi Indonesia, Danang Parikesit menilai fungsi
rest area di jalan tol masih sangat diperlukan meski kerap dituduh sebagai biang keladi kemacetan saat arus mudik lebaran tiba.
Menurutnya, area peristirahatan merupakan salah satu sistem manajemen transportasi yang berfungsi sebagai penunjang keselamatan pengemudi untuk melepas lelah maupun sebagai tempat mengisi bahan bakar setelah menempuh perjalanan jauh.
"
Rest area kan sudah menjadi desain unsur jalan tol ya. Jadi itu memang secara keselamatan sangat dibutuhkan semuanya. Kondisi ini kan tidak bisa dinilai dari hanya peristiwa mudik atau balik saja," ujar Danang saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (20/6).
Danang lantas mengkritik pernyataan Budi Karya Sumadi yang menuduh
rest area sebagai penyebab kemacetan di musim mudik lebaran.
Menurutnya, pihak Kemenhub maupun pihak Kementerian Pekerjaan Umum tak menerapkan tata kelola manajemen lalu lintas yang baik sehingga menyebabkan kemacetan mengular di beberapa titik rest area di jalan tol.
Kekeliruan manajemen
rest area itu lantas menyebabkan akumulasi antrian kendaraan, baik yang akan masuk maupun keluar dari
rest area semakin tersumbat sehingga menyebabkan penumpukan disekitar rest area.
"Jadi bukan justru meniadakan atau menuding
rest area jadi penyebab kemacetan, tata kelola
rest area jadi tantangan bagi Kemenhub dan Kemen PU ya," ujar Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada tersebut.
Danang lantas menyarankan pihak Kemenhub dapat menerapkan kebijakan pembatasan waktu beristirahat bagi pemudik di jalur
rest area.
Hal itu bertujuan agar kendaraan tak terlalu menumpuk di sekitar
rest area yang memiliki kapasitas terbatas.
"Dulu kan tahun lalu ada lontaran wacana untuk membatasi lama di
rest area sehingga tak terjadi akumulasi. Saya kira itu solusi cukup baik, kalau volume permintaan tinggi seperti Lebaran, tapi kapasitas terbatas, saya kira harus saling berganti," ujarnya.
Danang lantas menjabarkan rekayasa pembatasan waktu beristirahat tersebut dapat dilakukan melalui mekanisme pemberlakuan tarif progresif bagi pengendara yang masuk ke kawasan
rest area.
Menurutnya, hal itu sebagai mekanisme hukuman bagi pengendara yang tak taat terhadap peraturan yang diberlakukan pemerintah.
 (CNN Indonesia/Safir Makki) |
"Sebenarnya bisa melakukan pengaturan dengan tarif yang berbeda, itu kita sudah biasa dengan tarif progresif, satu jam pertama 10 ribu dan jam kedua 50 ribu, (hukuman) itu bisa lewat finansial," kata dia.
Selain itu, untuk menghindari penumpukan kendaraan di sekitar area peristirahatan utama, Danang juga menyarankan agar pihak Kemenhub dapat membangun area darurat di beberapa titik yang menyediakan kebutuhan bahan bakar dan kamar kecil bagi pemudik.
"Kalau keperluannya soal kamar kecil perlu ada lokasi lain untuk menjadi tempat darurat ya, itu esensial. Terus ada juga penyediaan bahan bakar, itu bisa dibuat
rest area sementara," pungkasnya.
Simalakama Rest AreaSementara itu, Anggota Komisi V DPR RI Anton Sihombing menyebut bahwa
rest area ibarat buah simalakama dikarenakan kehadirannya sangat dibutuhkan oleh pemudik meski di sisi lain terkadang dicap sebagai biang keladi kemacetan di jalan tol.
"Bisa jadi masukan ke Kemenhub itu, tapi tak perlu dijadikan kambing hitam, jadi
rest area itu bukan jadi alasan. Ke depannya orang yang parkir di
rest area itu teratur," ujarnya lewat sambungan telepon pada Rabu.
Anton menyatakan bahwa banyaknya pemudik yang melintasi jalan tol Cikampek maupun Cipali menjadi salah satu faktor yang membuat
rest area dipadati kendaraan pemudik.
Terlebih lagi, ia menilai bahwa kondisi
rest area yang ada di dua tol tersebut perlu diperluas agar dapat menampung ribuan kendaraan pemudik di kala musim mudik Lebaran tiba.
"Jadi bagaimana pemerintah menyediakan tatanan parkir yang layak, lahan parkir diperluas,
rest area diperluas, yang lewat kan ada berapa juta pemudik," kata dia.
Melihat kondisi kemacetan di sana pada musim mudik lebaran kali ini, Anton mengatakan Komisi V bakal memberikan rekomendasi dan evaluasi kepada pihak Kemenhub agar kejadian tersebut tak terulang kembali pada tahun depan.
"Sekarang kan sudah ada pengalaman agar lebih baik tahun depan,
rest area diperbaiki, ada petugas parkir lah di sana, orang-orang kemenhub juga ditaruh di sana," kata dia.
(stu)