Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak di 171 daerah digelar hari ini, Rabu (27/6), salah satunya di Jawa Tengah. Pasangan calon
Ganjar Pranowo-Taj Yasin dan
Sudirman Said-Ida Fauziyah akan bertarung merebut posisi gubernur dan wakil gubernur Jateng.
Dalam kontestasi ini, paslon petahana Ganjar-Yasin memiliki visi 'Menuju Jateng Sejahtera Berdikari: mBoten Korupsi, mBoten Ngapusi'. Paslon nomor urut satu itu menjanjikan pengentasan kemiskinan, peningkatan kesehatan, dan program unggulan Ekotren berupa pembangunan pusat kulakan.
Sementara paslon nomor urut dua Sudirman-Ida mengusung visi 'mBangun Jateng Mukti Bareng Mencapai Kehidupan Warga yang Adil, Sejahtera, Maju, dan Beradab'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudirman-Ida menawarkan tiga program prioritas yakni mengurangi kemiskinan 50 persen, kemiskinan Jateng dari 12,23 persen akan ditekan menjadi 6 persen, dan pembukaan 5 juta lapangan kerja. Keduanya juga menjanjikan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi.
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Satria Imawan mengatakan dari sejumlah hasil survei, calon petahana biasanya memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan Pilkada. Kendati demikian, menurutnya, hasil akhir pilkada masih bisa berubah.
"Tidak seperti dulu, kalau sekarang kinerja kurang baik, ada media sosial dan pengawasan dari komitmen pemimpin daerah. Saya pikir
incumbent jauh lebih punya peluang, jadi calon (yang baru) sulit membuat janji," ujar Satria kepada CNNIndonesia.com.
Di sisi lain, lanjut Satria, dari penampilan debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) selama ini, kedua paslon masih belum maksimal menjawab pertanyaan dari para panelis. Alih-alih menjawab permasalahan yang terjadi di Jateng, keduanya justru saling serang secara personal.
"Ini sangat disayangkan, harusnya soal kinerja tapi enggak terlalu keluar di debat. Padahal pertanyaannya sudah cukup bagus. Sementara bagi calon yang baru, perubahan-perubahan itu sangat disayangkan tidak keluar di debat kemarin," katanya
Peluang Lebih BesarSenada, pengamat politik Universitas Diponegoro Triyono Lukmantoro menyebut peluang Ganjar-Yasin untuk menang dalam pilgub Jateng lebih besar ketimbang Sudirman-Ida. Hal ini, kata dia, tak lepas dari pengaruh sejumlah hasil survei yang selama ini menunjukkan Ganjar-Yasin lebih unggul dari paslon nomor urut dua.
Di antaranya yakni hasil survei Indo Barometer yang menunjukkan Ganjar-Yasin unggul 67,3 persen, sementara Sudirman-Ida 21,1 persen. Hasil survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) juga menunjukkan Ganjar-Yasin lebih unggul dengan jumlah 70,1 persen. sementara Sudirman-Ida 22,6 persen.
"Itu bisa saja jadi pengaruh dengan hasil pilkada besok. Bisa juga menyimpang tapi tidak terlalu banyak. Itu kan prediksi dan pasti sudah diperhitungkan," ucap Triyono.
Jika dililhat dari penampilan debat selama ini, Triyono mengakui bahwa penampilan Ganjar-Yasin lebih baik ketimbang Sudirman-Ida. Meski, menurutnya, Yasin sebagai cawagub Ganjar kurang menguasai permasalahan.
Sebaliknya, Sudirman-Ida justru lebih banyak menyerang Ganjar-Yasin secara personal dengan mengangkat sejumlah permasalahan mulai dari dugaan korupsi e-KTP hingga polemik Kendeng. Namun, kata dia, permasalahan tersebut justru menjadi blunder bagi Sudirman maupun Ida sendiri.
 Ganjar-Yasin serta Sudirman-Ida dalam satu acara debat. (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra) |
Berbalik dengan Yasin, Triyono menilai penampilan Ida sebagai cawagub Sudirman jauh lebih baik dalam menjawab pertanyaan dari panelis. "Kalau
head to head, cagub dan cawagub, Ida yang bagus dari cawagub," terang Triyono.
Ia pun meyakini Ganjar-Yasin masih akan lebih unggul dari paslon Sudirman-Ida. Masyarakat Jateng pun masih menganggap bahwa paslon nomor urut satu yang akan menang. Menurutnya, hanya sedikit masyarakat, khususnya anak muda di media sosial, yang tak akan memilih Ganjar-Yasin lantaran kecewa dengan permasalahan Kendeng yang dianggap mencederai petani Kendeng.
"Kalau kemenangan saya kira harus tetap lihat besok (hari ini). Tapi suaranya itu terpaut jauh, 70 dan 20 persen. Saya kira itu enggak bisa dibalik," ucapnya.
Sementara itu, Ketua KPU Jateng Joko Purnomo mengatakan pilkada Jateng akan digelar di 63.973 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang terdaftar sebanyak 27.068.500.
Joko memastikan Ganjar akan melakukan pemilihan di TPS kawasan rumah dinas gubernur. Sementara Yasin akan memilih sesuai alamat domisili di daerah Sarangan, Rembang.
"Kalau Ganjar-Yasin coblosnya di daerah masing-masing. Pak Ganjar sudah terdaftar di lingkungan perumahan gubernur, sedangkan Yasin terdaftar di Sarangan, dekat pondok pesantrennya," kata Joko.
Sedangkan paslon Sudirman-Ida tidak akan melakukan pemilihan di Jateng lantaran tidak memiliki hak pilih. "Untuk paslon nomor urut dua tidak coblos karena tidak punya hak pilih di Jateng," ucapnya.
(asa)