Bandung, CNN Indonesia -- Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut satu, Ridwan Kamil, melakukan klarifikasi melalui akun media sosial Twitter terkait beberapa isu negatif kepadanya. Dalam klarifikasi itu, lelaki yang akrab disapa Emil itu membantah tudingan pihak yang menyebutnya pro Lesbian Gay Biseksual Transgender atau LGBT.
"Itu fitnah. Semua yang dilarang Alquran, RK juga larang. Jika tetap melakukan, maka dosa ditanggung masing-masing," kata pria yang karib disapa Emil itu dalam klarifikasi yang disampaikan admin akun Twitter @ridwankamil, pada Selasa (26/6) malam.
Emil menjelaskan bahwa dia bahkan telah menutup Kafe dan Spa LGBT di Bandung semasa kepemimpinannya menjadi Wali Kota.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu maksud RK. Satu-satunya Wali Kota yang berani menutup cafe/spa LGBT di Bandung. Mau digugat oleh kelompok LGBT karena melarang mereka kampanye LGBT di medsos," katanya.
Tak hanya soal LGBT, Emil juga menyampaikan klarifikasi terkait dugaan dirinya mendukung Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2019 mendatang. Emil mengaku hingga saat ini dirinya belum menjatuhkan dukungan kepada calon manapun.
"Tidak ada permintaan tertulis, yang ada hanya permintaan lisan dari petinggi partai yang sudah mengusung calon presiden. RK bukan kader partai. Yang ada RK akan memutuskan dukungan di waktu yang tepat," katanya.
Isu lain yang juga dibantah Emil terkait tudingan Syiah atau mendukung Syiah. Dalam klarifikasinya itu, Emil menyebut dia adalah muslim beraliran Sunni Aswaja. Bahkan telah mengurus sejumlah pesantren di Sumedang dan Bandung.
Emil juga menampik tuduhan tidak pro Palestina dan Rohingya. Emil menjelaskan dia sempat memberi dan mengumpulkan bantuan untuk masyarakat muslim Rohingya dan Palestina.
Terkait hal lain yang menyangkut dukungan dirinya terhadap aksi 212, dan juga disebut-sebut anti Front Pembela Islam dan sering berkata kasar terhadap pendukung FPI, Emil membantah.
"RK tidak anti (212) bahkan RK memberi bantuan Rp25 juta dan tukang pijat, ada beritanya di Google," kata dia.
Terkait FPI sendiri RK mengaku dia memang pernah berkata kasar saat sebelum menjabat sebagai wali kota. Cuitan soal FPI itu dilakukan pada 2010.
"Itu twit saat RK masih nyinyir, RK juga sudah meminta maaf secara terbuka," tulisnya.
Tudingan lain soal dirinya yang disebut liberal dan tak peduli Islam pun dibantahnya. Dalam klarifikasi itu Emil bahkan memaparkan berbagai acara ke-Islam-an yang diadakan sejak dirinya menjabat sebagai Wali Kota.
Sementara terkait isu dirinya mengizinkan 300 gereja berdiri di Bandung selama menjadi Walikota pun dibantah. Dia mengaku mengizinkan pendirian sepuluh rumah ibadah yang terdiri dari lima masjid, dua gereja, dan tiga vihara.
Terkait dirinya yang memilih Partai Nasdem dan tidak bersama dengan Gerindra, dalam klarifikasi itu Emil juga menjelaskan alasannya. Menurut Emil, Gerindra menetapkan syarat siap mengusungnya asalkan dia menjadi anggota partai. Sedangkan Partai Nasdem hanya memberi dukungan dan tidak memintanya menjadi anggota partai.
(ayp/gil)