Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih akan berlangsung tahun depan. Namun, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah memiliki visi untuk membagi-bagikan kekuasaan.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan pihaknya menunjuk Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno untuk mengatur pembagian tersebut.
"Saya jumpa Sandi,
bro, ambil inisiatif lah,
bro. Ada 4 sampai 5 partai tempatkan sekarang yang mulai mendekat Gerindra-PKS. PAN dan PBB mau masuk," kata Mardani di Kompleks Parlemen, Kamis (5/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ayo gimana
power sharing-nya. Usul saya, jumlah kementerian potong, karena ini sangat tidak efisien. Misalnya 34 kementerian nah angka 25-26 cukup," terang Mardani.
Kemudian, Mardani juga mengusulkan ke Sandi agar menetapkan 50 persen jatah profesional dan 50 persen jatah parpol. Sisanya, Mardani menawarkan agar jatah parpol dibagi dalam jatah yang
fair.
"Ada jatah 13-14 kementerian, ambil.
Monggo dibagi dan
fair. Dan umumkan dari PKS usulnya ini menterinya, Gerindra ini, PAN ini, PKB ini," beber Mardani.
Selain itu, jika ada partai yang mencalonkan wakil presiden (cawapres), maka jatah akan berkurang. Ini akan bertambah dan berkurang sesuai kesepakatan.
Dia mencontohkan seandainya PKS mengambil jatah cawapres, hanya akan mendapat tiga pos menteri. Sementara jumlah pos menteri untuk PAN akan bertambah. Kata Mardani, Sandi telah setuju dengan usulnya tersebut.
Selain itu, Mardani juga sudah menggambarkan kementerian yang akan dibentuk. Jika ada 10 kementerian, maka kementerian itu ialah Kementerian Keuangan, Kemendagri, Kemenlu, Pertahanan.
"Nanti ada pendidikan, ada hukum dan HAM bisa kesehatan juga. Kementerian
grade A semua," kata dia.
Obral PasanganMardani secara pribadi menyatakan halal jika partai mengobral calon di awal. Dia menyebutkan sejumlah nama yang bisa saja dipasangkan dengan Anies.
"Jadi Anies-AHY atau Anies-Aher kalau pendapat pribadi saya, figur yang luar biasa. Ini bisa menjadi
the shocking figur politik
today karena keduanya muda, siap membangun Indonesia," terang dia.
Ada juga opsi Prabowo yang dipasangkan dengan Anies, atau Prabowo duet dengan Aher. Opsi terakhir ini dipandang sebagai salah satu opsi yang cukup kuat.
"Jadi kalau
positioning-nya. Saya punya pendapat pribadi, semuanya
monggo dijual ke publik. Nanti akan ada kata penentunya," tutup dia.
(wis/gil)