Jakarta, CNN Indonesia -- Jenderal Purnawirawan
Gatot Nurmantyo tertangkap kamera sedang berada di Trump International Hotel and Tower, New York, Amerika Serikat. Langkah Gatot pergi ke negara pimpinan Presiden
Donald Trump itu dinilai sebagai upaya politik secara senyap jelang pendaftaran calon presiden RI di pemilu 2019.
Dalam foto yang beredar di media sosial, Gatot tampak berdiri seorang diri di depan lobi Trump International. Dia mengenakan kemeja putih berbalut setelan jas hitam. Tangan kanannya memegang koper, sementara tangan kirinya masuk ke saku celana.
Ketua Umum Relawan Selendang Putih Nusantara, Rama Yumatha menyebut lawatan Gatot ke Amerika Serikat sebagai gerak "senyap" dalam rangka menjalankan politik tingkat tinggi. Namun Rama tak mengetahui apa yang dilakukan
Gatot di Trump Tower tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalah Pak Gatot
ngapa-ngapain cuma Pak Gatot sama Allah SWT yang tahu. Kami sebagai relawan berharap pulang-pulang Pak Gatot bawa sesuatu untuk pencalonan (pilpres) ini," kata Rama kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (6/7).
Rama mengaku telah mengonfirmasi ke beberapa pihak tentang lawatan
Gatot ke Amerika Serikat serta kunjunganya ke Trump Tower. Dia juga menerima informasi bahwa Gatot tengah berlibur bersama keluarganya ke negeri Paman Sam itu.
"Kalau untuk politik kelas atas, Pak Gatot lah. Relawan enggak ikut-ikutan," katanya.
Berdasarkan informasi yang dia peroleh, Gatot pergi beberapa hari yang lalu. Namun dia tak bersedia memberikan keterangan lebih lanjut. "Senyap," katanya singkat.
Saat menjadi Panglima TNI, Gatot pernah ditolak masuk ke Amerika Serikat. Peristiwa itu terjadi pada 20 Oktober 2017, saat Gatot hendak memenuhi undangan menghadiri
Chiefs of Defence conference on country violent Extremist organizations (VEOs).
Konferensi angkatan bersenjata se-Asia Pasifik itu digelar pada 23-24 Oktober 2017. Acara itu diinisiasi oleh pemimpin tertinggi Marinir AS Jenderal Joseph F. Durford, Jr.
Beberapa saat sebelum terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Gatot diberi tahu oleh pihak maskapai Emirates bahwa dirinya ditolak berangkat ke AS.
 Gatot Nurmantyo pernah ditolak masuk Amerika Serikat pada 2017. (CNN Indonesia/Hesti Rika Pratiwi) |
Pemberitahuan dari maskapai penerbangan menyatakan bahwa Gatot bersama rombongan tidak boleh memasuki wilayah AS oleh US Custom and Border Protection.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia menyatakan penolakan Gatot ketika hendak terbang ke AS terjadi karena kesalahan administratif. Namun pihak AS tak menjelaskan lebih lanjut kesalahan yang dimaksud.
Kini, Gatot bebas berkunjung ke Amerika Serikat. Selain ke Trump Tower, dia juga berkunjung ke beberapa lokasi di AS, salah satunya Air Terjun Niagara, New York. Gatot pun mengunggah foto bersama istrinya di akun Instagram @nurmantyo_gatot.
"Saya bersyukur bisa melihat dahsyatnya ciptaan Tuhan (air terjun terbesar di dunia) Niagara Falls, NY, USA pada tanggal 2 Juli 2018 yang lalu," tulis Gatot, hari ini.
[Gambas:Instagram]Gatot juga mengunggah foto saat mengunjungi pembangunan Pondok Pesantren Nur Inka Nusantara Madani yang dia sebut sebagai pesantren pertama di Amerika Serikat.
Pengamat politik dari Universitas Paramadhina Hendri Satrio menilai lawatan tersebut untuk menunjukkan bahwa Gatot telah diterima di Amerika Serikat. Sebab, kata Hendri, lawatan tersebut dilakukan jelang pendaftaran capres dan cawapres pada Agustus mendatang.
"Dia berarti mau kasih tahu ke publik kalau AS sudah
welcome ke dia. Bisa jadi dia lagi galang dukungan dari AS juga," kata Hendri kepada
CNNIndonesia.com.
Dari sisi komunikasi politik, Hendri menganggap foto-foto yang diunggah Gatot justru menimbulkan tanya. Hendri curiga insiden penolakan Gatot ke AS beberapa waktu lalu karena persoalan serius.
"Dengan
upload foto-foto itu malah tambah pertanyaan, ada apa sebetulnya ke AS, ini harusnya segera dijawab Gatot," ujarnya.
Terkait pilpres 2019, Hendri mengatakan hingga kini Gatot belum menunjukkan arah koalisi. Sejumlah partai politik juga belum ada yang berani mengusungnya sebagai capres maupun cawapres.
Meski demikian, Gatot telah menemui sejumlah petinggi partai politik, beberapa di antaranya Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Partai Amanat Nasional (PAN) sempat berniat mengajak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk mengusung Gatot sebagai bakal capres. Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno saat itu menilai Gatot masuk kriteria sebagai bakal calon presiden 2019.
(pmg/gil)