Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus senior Partai Golkar
Luhut Binsar Pandjaitan tak mempermasalahkan dukungan purnawirawan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjelang Pilpres 2019.
Bagi Luhut dukungan dari pensiunan pasukan elite TNI AD kepada seorang capres itu merupakan hal biasa. Apalagi tak semua pensiunan Kopassus mendukung Prabowo.
"Enggak apa-apa, kan yang dukung dia ada yang dukung saya, kan biasa itu," kata Luhut di kawasan Pulo Gebang, Jakarta Timur, Selasa (10/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenderal bintang empat yang juga berasal dari satuan Kopassus itu memang tak mempersoalkan soal dukungan tersebut.
Hanya saja Luhut menyampaikan jangan sampai dukungan-dukungan tersebut justru menimbulkan adanya dendam atau permusuhan. Apalagi, lanjutnya, setiap orang pasti memiliki pilihan yang berbeda-beda.
"Kalau beda kan saya suka lihat kacamata, ada yang enggak suka lihat kacamata, kan enggak mesti jadi musuhan. Kamu senang kopi, saya teh, apa mesti musuhan? Enggak kan?" kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini.
Sebelumnya, dalam acara halalbihalal purnawirawan Kopassus, Letjen (Purn) Yayat Sudrajat dalam pidatonya mengajak para peserta yang hadir untuk gelorakan pergantian presiden di tahun 2019 dengan memilih Prabowo Subianto.
"Kita ganti presiden 2019, dan tumbangkan kerbau hitam bermoncong putih, mari kita pilih pimpinan nasional kita dalam konteks strategis nasional dan global, mampu dan berani. Siapa itu? Prabowo, calon presiden Republik Indonesia 2019-2024," kata Yayat, Sabtu (7/7) lalu.
Luhut maupun Prabowo sama-sama lebih banyak menghabiskan waktu dalam karir militernya di Kopassus. Bedanya, karir Luhut di satuan elite itu mentok pada jabatan Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), sementara Prabowo menjadi Komandan Jenderal--jabatan tertinggi di Kopassus.
Persamaannya, Luhut dan Prabowo berperan besar dalam pembentukan Satuan Penanggulangan Teror 1981 (Satgultor 81), pasukan 'siluman' berisi prajurit-prajurit Kopassus pilihan.
Pada 1981 itu, Luhut menjadi Komandan Satgultor 81 dan Prabowo menjadi wakil komandan pertama.
(osc/sur)