Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Divisi Advokasi dan Hukum DPP Demokrat Ferdinand Hutahaean menyatakan hubungan Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi penghalang Partai Demokrat berkoalisi dengan PDIP dalam mendukung Joko Widodo di Pilpres 2019.
"Hubungan Pak SBY dengan Ibu Mega ini memang menjadi barier yang cukup tinggi. Bahkan cukup tebal untuk ditembus dalam koalisi itu," ujar Ferdinand di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/7).
Hubungan SBY dengan Megawati diketahui mulai merenggang usai Pilpres 2004. SBY yang kala itu menajabat sebagai Menko Polkam mengundurkan diri untuk menjadi capres dan berhasil mengalahkan Megawati.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa tahun usai Pilpres 2004, SBY dan Megawati tidak pernah bertemu. Baru pada 2017, SBY dan Megawati bertemu saat peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara, Jakarta.
Ferdinand mengatakan hubungan antara SBY dengan Megawati harus berjalan harmonis jika Demokrat berkoalisi dengan PDIP. Sebab, ia menyebut Megawati bakal memimpin SBY selaku anggota koalisi pendukung Jokowi.
Ferdinand mengaku sejauh ini belum ada pertemuan resmi antara Demokrat dengan PDIP mebahas hal tersebut. Namun, ia menyebut SBY sudah berbicara dengan Jokowi dalam sejumlah kesempatan untuk mencari solusi atas masalah tersebut.
Lepas dari itu, Ferdinand menganggap Jokowi hingga saat ini belum berhasil mencairkan hubungan antara SBY dengan Megawati. Bahkan, wacana membentuk Klub Presiden yang beranggotakan mantan presiden dan mantan wapres sebagai wadah bersilaturahmi juga urung terealisasi.
"Kemarin kami dapat informasi dan selalu dikomunikasikan melalui Pak Jokowi supaya ada solusinya. Tapi sampai sekarang belum ada solusi," ujarnya.
Tak hanya lewat Jokowi, Ferdianand mengklaim SBY pernah berusaha mencairkan hubungannya dengan Megawati dan mendiang Taufik Kiemas saat menjabat sebagai presiden. Sama halnya dengan Jokowi, upaya SBY tidak menemui titik temu.
Atas polemik hubungan itu, Ferdinand tidak membantah Demokrat untuk sementara waktu memilih untuk berkomunikasi dengan Gerindra dan Prabowo Subianto. Namun ia menegaskan komunikasi antara Demokrat dengan Gerindra belum membuahkan sebuah kesepakatan politik.
Menurutnya kesepakatan politik dengan Gerindra bisa terjadi jika hal-hal yang diajukan oleh Demokrat bisa diterima.
(gil)