Jakarta, CNN Indonesia -- Antrean penumpang KRL Commuter Line membeludak di sejumlah stasiun. Pembaruan sistem pembelian tiket elektronik memaksa penumpang untuk membeli tiket harian.
Penumpang kini harus membeli tiket kertas sebagai ganti tiket elektronik yang selama ini digunakan oleh pengguna KRL.
Antrean memanjang karena pengguna kartu e-Money atau flash pun terpaksa ikut berburu tiket kertas yang dibanderol Rp.3000,-
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluhan penumpang soal antrean pembelian tiket terjadi di beberapa tempat.
Sejumlah forum dan komunitas berbagi informasi KRL seperti @JalurSerpong mengabarkan antrean di Bogor tak terbendung karena pintu masuk atau gate yang dibatasi petugas.
Penumpang pun mengeluh atas pembatasan gate tersebut dan memaksa petugas membuka seluruh gate.
Sementara di Rawa Buntu antrean dilaporkan mengular hingga ke luar stasiun.
Di Bekasi, penumpang melaporkan antrean tiket mengular hingga 100 meter sejak pukul 05.40 WIB.
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) telah menyosialisaikan pembaruan tiket elektronik sebelumnya. Pihak KRL meminta penumpang agar mengantisipasi antrean terutama pada jam kerja.
"Sebagai bentuk mitigasi jika proses pembaharuan masih membutuhkan waktu maka untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL pada Senin 23 Juli 2018 transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir," tutur Eva Chairunisa, VP Komunikasi Perusahaan PT KCI, melalui pesan singkatnya, Minggu (22/7).
Eva meminta pengguna KRL untuk menyediakan waktu lebih banyak agar bisa mempersiapkan tempo pembelian kartu kertas tersebut.
"Untuk kenyamanan bersama PT KCI menghimbau pengguna jasa untuk merencanakan kembali waktu perjalanannya," tambahnya.
Harga tiket kertas itu sendiri sama ke semua stasiun tujuan. Pembeliannya dilakukan dengan cara mengantri di loket maupun kepada petugas di luar loket yang melayani pembelian tiket ini.
(gil)