Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Joko Widodo dan
Prabowo Subianto mulai menunjukkan gelagat saling adu taji jelang pendaftaran Pilpres 2019. Keduanya melakukan pertemuan dengan kubu masing-masing, Senin (23/7) malam.
Jokowi makan malam bersama enam ketua umum partai politik di Istana Bogor, Jawa Barat. Sementara Prabowo menghadiri pertemuan dengan Persaudaraan Alumni 212 di Hotel Sultan, Jakarta. Keduanya disebut sama-sama menggodok nama cawapres.
Dalam makan malam dengan menu 'rendang koalisi' di Istana Bogor, Jokowi disebut membahas nama cawapres bersama Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketum NasDem Surya Paloh, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PPP Romahurmuziy, Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO), dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
OSO menyebut pembahasan cawapres dengan Jokowi sudah mengerucutkan kepada satu nama. Pengerucutan ini sudah disepakati partai politik dan diserahkan kepada Jokowi sepenuhnya.
"Koalisi kita bulat. Sudah diserahkan 100 persen ke presiden soal nama cawapres dan sudah mengerucut," kata OSO usai pertemuan seperti dikutip dari
CNN Indonesia TV.
OSO menyebut pengumuman nama cawapres akan dilakukan dalam waktu dekat. Mungkin dalam minggu-minggu ini.
Sementara Romahurmuziy menambahkan terkait pengumuman nama cawapres Jokowi dia meyakini akan dilakukan tengah waktu pendaftaran. Diketahui pendaftaran capres dan cawapres dibuka KPU pada 4-10 Agustus.
"Mungkin pada hari-hari pendaftaran. Tapi tidak dalam hari pertama pendaftaran," kata pria yang karib disapa Rommy.
Pada waktu yang hampir bersamaan, Prabowo juga melakukan pertemuan dengan pendukungnya. Ketum Gerindra itu disebut juga tengah menggodok cawapres yang bakal menemaninya bertarung di Pilpres 2019.
Ketum PA 212 Slamet Ma'arif menyebut cawapres Prabowo sudah dikerucutkan menjadi dua nama. Hal itu dikatakan Slamet usai pertemuan PA 212 dengan Prabowo di Hotel Sultan.
"Tinggal mengerucut kepada dua nama. Dua nama ini sedang digodok oleh lima parpol itu dan oleh kita semua," kata Slamet.
Selain Prabowo, hadir juga Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Sekjen PAN Eddy Soeparno, dan Sekjen PBB Afriyansyah Noer.
Petinggi PKS dan Partai Berkarya, yang juga diundang, berhalangan untuk hadir. Mereka tidak mengirim perwakilan untuk memenuhi undangan.
Dalam tahap penggodokkan, kedua nama cawapres akan dilihat dari segi elektoral. Khususnya mengenai pemilih dari luar Jawa. Selain itu, penggodokkan juga akan dilihat apakah dapat mewakili kalangan santri atau tidak.
"Nantinya akan diputuskan dalam forum ijtima ulama 27 Juli mendatang," kata Slamet.
Selain soal cawapres untuk Prabowo, Gerindra bersama PAN, PKS, PBB, dan Berkarya disebut sepakat untuk membentuk koalisi. Perhimpunan partai oposisi yang diberi nama Koalisi Keummatan ini akan dideklarasi dalam waktu dekat.
 Jokowi dan Prabowo disebut-sebut akan kembali bertarung di Pilpres 2019. (CNN Indonesia/Christie Stefanie). |
Saling Tunggu, Saling MengunciPertemuan tadi malam menunjukkan kedua kubu semakin unjuk gigi jelang pendaftaran. Pun demikian, baik Jokowi maupun Prabowo juga dinilai saling mengirim sinyal dengan tujuan mengunci langkah selanjutnya, khususnya terkait cawapres pendamping.
Diketahui Jokowi dan Prabowo sama-sama belum mendeklarasikan siapa cawapres pendampingnya. Bahkan pengumuman nama cawapres oleh keduanya bisa jadi dilakukan di masa-masa akhir pendaftaran.
"Pendaftaran (terakhir) 10 Agustus, tapi kemudian dari kubu Jokowi kemarin Rommy bilang mereka akan deklarasi (cawapres) di titik terakhir. Ini sebetulnya saling mengunci antara Jokowi dan Prabowo," ujar pengamat politik Universitas Indonesia, Cecep Hidayat kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (24/7).
Jokowi dan Prabowo belum deklarasi cawapres karena mereka juga sama-sama mengambil posisi menunggu guna menentukan langkah berikutnya. Jokowi tak ingin salah pilih cawapres menghadapi Prabowo di Pilpres. Begitu juga sebaliknya, Prabowo akan melihat siapa cawapres Jokowi terlebih dahulu guna memilih pendampingnya.
Cecep menjelaskan, figur cawapres akan menjadi kunci bagi Jokowi maupun Prabowo. Sosok cawapres yang dipilih akan berpengaruh pada pertarungan mereka di arena pilpres tahun depan.
"Mereka berusaha saling tunggu dalam mencari cawapres. Karena cawapres ini harus melengkapi. Kriteria cawapres yang dipilih itu baru diketahui jika sudah tahu siapa lawannya," kata Cecep.
"Jokowi tentu melihat kriteria sejumlah alternatif cawapres. Penentuan itu tinggal dilihat dari Prabowo cawapresnya siapa. Jika Prabowo sudah menentukan cawapresnya, berarti Jokowi milih cocoknya si A, misalnya. Begitu juga Prabowo juga sama," ucap Cecep.
(gil)