Jakarta, CNN Indonesia -- Kemunculan pengusaha
Riza Chalid disebuah acara diskusi yang digelar Partai
Nasional Demokrat (NasDem) beberapa waktu lalu menimbulkan banyak pertanyaan. Spekulasi soal kedatangan bos minyak yang tersandung kasus 'Papa Minta Saham' pun bermunculan.
Pengamat Politik dan Hukum Indonesia Reform Institute, Martimus Amin mengatakan sangat aneh jika Riza tiba-tiba muncul di acara partai yang dihadiri oleh orang jajaran tokoh nasional, menteri hingga presiden.
"Aneh, buronan datang ke acara partai. Di tempat yang sama ada presiden," kata Martinus dalam sebuah acara diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (24/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Martinus, sangat tidak patut seorang yang sempat jadi buronan mucul dihadapan Presiden yang jelas-jelas pernah marah besar terhadapnya. Tentu kata dia ada kepentingan lain yang membuat keduanya bisa berada di satu tempat yang sama.
"Ya kesimpulannya ada kepentingan, kepentingan mafia. Jokowi mafia," kata dia.
Dia pun mendesak agar Riza Chalid yang telah buron selama beberapa tahun ini segera diadili. Jangan sampai kemunculannya justru memberikan efek bahwa bos minyak tersebut kebal hukum.
"Statusnya kan buron atau pernah buron, proses lagi saja kasus hukumnya. Kan belum selesai," katanya.
Sementara itu, Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahahean menganggap seluruh orang di ruangan tempat acara yang digelar Partai NasDem itu lupa ingatan.
Mengingat kata dia, Jokowi pernah marah-marah lantaran namanya dicatut oleh Riza dalam kasus Papa Minta Saham, namun di ruangan itu Jokowi justru diam saja.
"Saya kira semuanya lupa ingatan. Jokowi lupa ingatan. Padahal dia dulu marah namanya dicatut, sekarang diam saja," katanya.
Ferdinand pun menuding kehadiran Riza ini memiliki kepentingan khusus terkait kosongnya kursi Dirut Pertamina. Bisa jadi, antara Jokowi dan Riza melakukan perjanjian khusus di belakang layar.
"Ini yang paling benar, siapa yang sponsori, NasDem, Surya Paloh. Dia dekat dengan Jokowi bawa itu Riza Chalid mereka pasti ada kongkalikong," katanya.
Lebih lanjut Ferdinand juga menyinggung Riza yang tak pernah muncul ke permukaan setelah kasus yang melibatkan mantan Ketua DPR Setya Novanto.
Walaupun Jokowi saat itu marah namanya dicatut dan meminta kasus ini diusut tuntas, tapi hingga saat ini, kasus itu justru tak berlanjut.
"Ada kepentingan politis bertemu dengan kepentingan perusahaan dan inilah simbiosis mutualisme dalam sistem kenegaraan kita sekarang," kata Ferdinand.
(dal)