Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah warga pesisir Pantai Pamayangsari, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengungsi untuk menghindari bahaya dari gelombang tinggi laut yang melanda pesisir selatan Jawa.
"Yang diungsikan di Pamayang sebanyak 20 kepala keluarga, mereka kini di dataran yang lebih tinggi dan belum mau kembali ke rumahnya karena khawatir ada apa-apa," kata Relawan Bencana FKPPI Kabupaten Tasikmalaya, Gunawan, Rabu (25/7) seperti dikutip dari
Antara.
Koordinator Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cipatujah, Rahmat mengatakan warga yang mengungsi sementara tinggal di tenda yang aman dari ancaman bahaya gelombang laut tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita buat tenda alakadarnya dan mungkin belum mampu menampung seluruh pengungsi," katanya.
Gelombang tinggi yang menghantam pesisir selatan pulau Jawa membuat kewaspadaan tinggi bagi masyarakat dan pemerintah terkait. Di sejumlah daerah pesisir selatan selain Tasikmalaya seperti Lebak (Banten), Sukabumi (Jabar), Gunung Kidul (Yogyakarta), hingga Pacitan (Jawa Timur) terdapat laporan bangunan dan rumah rusak akibat hantaman gelombang tinggi.
Kepala Bidang Darurat Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Ria Supriana mengatakan, ada 50 warung pinggir pantai yang rusak diterjang gelombang laut di Tasikmalaya.
"Tidak ada yang rusak parah, kerusakan ringan pada warung di pinggir pantai karena sempat terkena air laut," katanya.
Kepada
CNNIndonesia.com, Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tjatmiko menyatakan telah terjadi peningkatan angin timuran hingga 37 km per jam hingga 29 Juli 2018 di perairan Indonesia.
"Khususnya perairan utara Sabang, perairan selatan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa, perairan selatan Kepulauan Babar-Tanimbar, Laut Arafuru, dan perairan Yos Sudarso-Merauke," ujar Hary, Kamis (26/7).
Ketinggian gelombang laut di daerah-daerah perairan disebutkan di atas, kata Hary, memiliki ketinggian mulai dari 4 meter (sangat buruk).
"Dengan kondisi gelombang laut yang tinggi tersebut, masyarakat dan kapal-kapal terutama perahu nelayan dan kapal-kapal ukuran kecil agar tidak memaksakan diri melaut serta tetap waspda dan siaga dalam melakukan aktivitas pelayaran," demikian imbauan dari BMKG.
 Analisis BMKG atas gelombang laut di perairan Indonesia periode 26-29 Juli 2018. (Dok. BMKG) |
(gil)