Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menolak anggapan bahwa Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo melakukan kampanye terselubung saat berpidato di depan ribuan kepala desa di Yogyakarta, Rabu (25/7).
Masinton menilai apa yang dilakukan Tjahjo saat itu merupakan bentuk loyalitas Tjahjo terhadap Presiden Joko Widodo.
"Kalau itu bukan rangka kampanye. Itu menegaskan bahwa beliau (Tjahjo) loyal kepada Pak Jokowi sebagai presiden," kata Masinton di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjahjo mendapat sorotan saat menyampaikan pidato sambutannya di depan ribuan kepala desa di Jogja Expo Center (JEC), kemarin.
Dalam sambutannya, Tjahjo menyampaikan bahwa program-program selama pemerintahan Jokowi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.
Tjahjo di akhir sambutan juga meneriakan yel-yel yang dianggap kampanye terselubung. Hal itu diberitakan sejumlah media.
Menurut Masinton Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tidak perlu memanggil dan memberikan imbauan kepada Tjahjo terkait aksinya itu. Masinton beralasan saat itu Tjahjo tidak membawa atribut kampanye.
"Kalau saya bilang enggak (dipanggil Bawaslu), soalnya enggak ada atributnya dan enggak ada ajakan-ajakan untuk memilih," kata Masinton.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa PDIP tidak akan menegur Tjahjo yang dianggap telah melakukan kampanye terselubung.
Masinton kembali mengatakan bahwa apa yang dilakukan Tjahjo saat itu untuk menegaskan status Jokowi sebagai presiden.
Sebelumnya, Tjahjo menyampaikan 'kampanye' itu saat berbicara tentang dana desa di Bantul, Yogyakarta. Namun, pria itu kemudian meneriakkan yel-yel yang diduga terkait dengan Pilpres.
"Ingat dua kali, dua kali. Supaya anggaran desa bisa lima tahun ke depan pasti akan ditingkatkan," tutur Tjahjo disambut tepuk tangan meriah kades, seperti dikutip Detik.com.
(wis)