Seruan Pembebasan Papua Barat Menggema di Seberang Istana

Kustin Ayuwuragil | CNN Indonesia
Kamis, 02 Agu 2018 13:56 WIB
Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) menyatakan kemerdekaan Indonesia hanya dari Sabang hingga Ambon, tak pernah sampai ke Papua.
Aliasi Mahasiswa Papua hari ini (2/8) menggelar aksi damai di depan Istana Merdeka memperingati referendum Papua ke 49. (CNN Indonesia/Kustin Ayuwuragil)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aliasi Mahasiswa Papua hari ini, Kamis (2/8) menggelar aksi damai di depan Istana Merdeka untuk memperingati referendum ke-49 Papua. Sekitar 20 orang berkumpul dan meneriakkan tuntutan mereka untuk lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tina salah satu orator menyatakan Papua Barat tak pernah merasa menjadi bagian Indonesia. Hak-hak warga Papua tak pernah terpenuhi dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) justru sering terjadi.

"Papua merdeka! NKRI saja banyak yang mati apalagi Papua. Kami diperkosa, dibunuh, disiksa!" seru Tina di depan massa aksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai detik ini tidak ada satu pun orang PBB yang menyelamatkan kami. PBB diam. PBB harus tanggung jawab!" lanjutnya.

Surya, juru bicara AMP tak kalah lantang menyerukan pembebasan Papua. Dia menganggap kemerdekaan Indonesia tak pernah sampai ke Papua. Kemerdekaan Indonesia, menurut dia, hanya berlaku dari Sabang sampai Ambon.

"Tak pernah rakyat Papua Barat mencicipi indahnya kemerdekaan," kata Surya.

Surya pun menyatakan pihak militer Indonesia yakni ABRI, melakukan manipulasi saat pelaksanaan referendum atau Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969 lalu.

Saat itu, dia mengklaim hanya 1.200 orang Papua Barat yang diikutkan dalam jejak pendapat.

Dalam orasinya Surya juga mengatakan bahwa Papua Barat dipaksa kawin dengan Indonesia demi kepentingan Belanda.

"Kepentingan penemuan emas oleh seorang geolog asal Belanda maka mereka menginginkan Papua masuk Indonesia. Sama seperti kasus Timor Leste," terangnya.

Sembilan Tuntutan

Aksi Mahasiswa Papua hari ini membawa sembilan poin tuntutan. Poin paling penting adalah menuntut pemerintah pusat segera mengakui resolusi bahwa Papua Barat berhak menentukan nasibnya sendiri untuk merdeka.

Aksi yang mendapat kawalan polisi ini digelar sejak pukul 12.30 WIB dan kemungkinan selesai pukul 15.00 WIB.

Pihak AMP mengklaim aksi serupa juga digelar di 13 kota di Indonesia dengan mengusung tuntutan yang sama.

(wis/gil)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER