Jakarta, CNN Indonesia -- Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) menganggap pidato Presiden Joko Widodo di Sentul International Convention Center, Bogor, Sabtu (4/8), yang menyinggung relawan agar siap berkelahi merupakan cara jokowi untuk memberi semangat kepada relawan.
Menurut Ketua Umum Bara JP Sihol Manulang, Kata 'berkelahi' yang digunakan Jokowi dalam pidato jangan diartikan berkelahi secara fisik.
"Kalau berkelahi secara fisik itu melanggar hukum. Saya hadir di sana, itu maksudnya untuk memberi semangat, bukan mengajak berkelahi," kata Sihol kepada
CNNIndonesia.com, Minggu (5/8).
Dalam pertemuan dengan Relawan di Sentul, Jokowi meminta relawan tidak perlu mencari musuh dalam masa kampanye, tetapi relawan juga siap jika harus bertarung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah. Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.
Sihol mengatakan Jokowi ingin agar Relawan berani. "Siap untuk tidak dilecehkan, bukan ngajak berkelahi. Nafasnya, mari berkomeptisi secara benar. ingat sifatnya bukan proaktif mengajak," kata Sihol.
Sementara Ketua Umum relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi meminta pernyataan Presiden Jokowi kepada Relawan jangan diplintir.
"Pernyataan Jokowi sudah pas dan tepat dalam acara itu. Tidak ada yang berlebihan. Presiden hanya memompa semangat relawannya untuk lebih militan," kata Budi.
Menurut Budi, presiden Jokowi berpesan supaya para relawan tidak perlu mencari musuh dalam masa kampanye, tetapi juga tidak boleh gentar apalagi takut.
"Tidak ada yang salah dengan pernyataan itu, " jelas Budi Arie Setiadi.
Budi mengatakan, presiden Jokowi sempat kaget karena para relawan semangat menyambut pernyataan Jokowi itu.
"Bahkan Presiden Jokowi kaget karena seluruh relawan menyataan siap bertarung. Ini membuktikan Relawan Jokowi sangat militan dan tak pernah gentar. Karena memang sebagian besar Relawan Jokowi adalah aktivis dan para petarung yang militan " lanjut Budi.
Dikatakan Budi, dalam Kalkulasi dan diskusi Projo, memang berkembang pendapat bahwa orang-orang dan kelompok yang akan dihadapi adalah para koruptor,pengusaha hitam dan pihak- pihak yang ingin melindungi diri dan keluarganya dari kasus- kasus korupsi yang mereka lakukan.
"Negara dan bangsa ini milik rakyat , bukan orang- orang yang ingin membangun dinasti untuk anak dan keluarganya, " kata mantan aktivis UI 98.
Sementara itu Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo dalam akun twitternya mengatakan sebaiknya Presiden Joko Widodo bijak dalam memilih kata.
"Presiden harus Lebih Bijak dan bersifat Negarawan dalam memilih diksi yang mau diucapkan, agar tidak menjadi Kontroversi yang tidak Perlu di Masyarakat," kata Roy Suryo.
(ugo)