Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo blakblakan merespons isu yang kembali menyerangnya jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Salah satu isu yang sudah menyerang Jokowi bahkan sejak Pilpres 2014 adalah tuduhan yang menyebut dirinya sebagai anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).
Tuduhan bermula karena beredarnya foto seseorang yang terlihat serupa dengan Jokowi di saat Ketua Umum PKI D. N Aidit sedang berpidato.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Saya lihat di media sosial pidato tahun 1955, saya lahir 1961. Saya belum lahir coba dan ada yang percaya," ucap Jokowi di Gedung Tegar Beriman, Bogor, Rabu (8/8).
Klarifikasi ini, kata Jokowi, telah disampaikan berulang kali dalam beragam kesempatan. Tetapi, ia menemukan masih banyak sekali orang yang percaya fitnah tersebut dan sampai mengonfirmasi langsung kepadanya.
Jokowi menceritakan ketika seorang kiai pondok pesantren meminta berkomunikasi empat mata bersamanya.
"Saya sudah pikir ini pasti urusan PKI. Kiai tanya Pak Jokowi apa benar bapak itu PKI? Saya sampaikan Pak Kiai saya lahir 1961. PKI bubar 1965. Apa ada PKI balita? Pak kiai kaget, betul pak jokowi?" cerita mantan Wali Kota Solo ini.
Ia mengatakan di era keterbukaan ini sesungguhnya masyarakat sangat mudah mengecek setiap informasi yang diterima. Menurutnya, masyarakat bisa dengan mudah mengetahui Jokowi sesungguhnya.
Jokowi menyebutkan Nadhlatul Ulama, Muhammadiyah, Permusi memiliki cabang atau perwakilan di Solo.
"Cek masjid di dekat rumah saya di Solo, siapa orang tua saya. Cek saja di sana. Gampang sekali. Apa ada yang bisa ditutup-tutupi sekarang ini?" tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Jokowi meminta masyarakat tak mudah percaya setiap informasi yang diterima. Ia juga meminta bantuan ulama menyampaikan kepada masyarakat tak menyebarkan fitnah.
"Karena kalau ada fitnah seperti itu dan ada yang percaya, ini membahayakan negara," kata Jokowi.
(gil)