Demo 8 Orang, Koalisi Santri Tuntut MUI 'Buang' Ma'ruf Amin

Ramadhan Rizki | CNN Indonesia
Senin, 13 Agu 2018 14:50 WIB
Umat Islam diklaim akan merugi jika Ma'ruf Amin tidak mundur sebagai Ketum MUI karena setiap keputusannya diduga akan sarat dengan kepentingan politik.
Koalisi Santri Pemuda (KSP) Indonesia melakukan aksi mendesak Maaruf Amin mundur dari ketua MUI, Jakarta (13/8). (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Massa yang mengatasnamakan Koalisi Santri Pemuda (KSP) Indonesia tiba di depan Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Menteng, Jakarta Pusat pada Senin (13/8) siang.

Kehadiran mereka bertujuan untuk menggelar aksi menuntut calon wakil presiden yang diusung Koalisi Indonesia Kerja, Ma'ruf Amin segera mundur dari jabatannya sebagai Ketua MUI.

Dari pantauan di lapangan, jumlah massa hanya sekitar delapan orang. Mereka lengkap menggunakan baju muslim putih, peci dan dilengkapi dengan sarung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka lengkap membawa bendera kebangsaan Merah Putih dan sejumlah spanduk dari kertas karton berisi tulisan soal tuntutan mundur terhadap Maruf Amin dari MUI.
Spanduk-spanduk itu berisikan kalimat 'Buang Politisi Maruf Amin dari MUI' dan "Jadi Politisi Jangan di MUI'.

"Kita tak ingin MUI jadi lembaga politis kawan-kawan. Dipastikan bahwa kebijakannya tak berdasarkan keinginan masyarakat muslim, paham?" ujar orator saat melakukan aksi.

"Paham," disusul oleh peserta aksi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendeklarasikan berpasangan dengan Ma'ruf Amin, sebagai pasangan bakal calon presiden dan calon wakil presiden 2019-2024.

Ma'ruf saat ini menjabat Ketua Umum MUI dan juga Rais Aam PBNU. Pria kelahiran Tangerang, 11 Maret 1943 ini pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.

Ketua KSP Indonesia Ananda Imam mendesak pada pengurus MUI untuk mengambil keputusan agar Maruf Amin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum MUI.

"Sangat tidak etis kalau MUI memilih jalur politik praktis demi tujuan tertentu, sebab dengan demikian tentu umat akan merugi karena bisa dipastikan tiap keputusan yang diambilnya bertendensi dari kepentingan kelompok tertentu," ujarnya.
(dal/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER