Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengkritik keras klaim Presiden
Joko Widodo soal menurunnya angka kemiskinan dalam tiga tahun terakhir.
Menurut Ferry, klaim Jokowi tidak sesuai dengan keadaan masyarakat di lapisan bawah yang justru makin terperangkap dalam lingkaran kemiskinan.
"Rezim tidak tahu malu namanya," ucap Ferry saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Kamis (16/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan pemerintah yang tidak mampu menjaga nilai tukar rupiah berimplikasi buruk kepada masyarakat tingkat bawah. Misalnya, biaya hidup menjadi semakin tinggi, sementara upah dan gaji tidak mengalami peningkatan.
Ferry menganggap petani dan nelayan kesulitan beradaptasi dengan kondisi tersebut. Karenanya, dia heran ketika Jokowi bangga dengan penurunan kemiskinan, sementara realitasnya petani dan nelayan justru kelimpungan.
"Beban pajak makin tinggi ditengah daya beli yang menurun. Kok, bisa kemiskinan makin menurun," kata Ferry.
"Kalau indikator kemiskinan bisa dimanipulasi," lanjutnya.
Menurut Ferry, pelemahan rupiah yang hampir Rp15.000 per dollar AS disebabkan masalah internal maupun eksternal. Pelemahan rupiah, lanjutnya, juga berkaitan dengan konsekuensi dari globalisasi.
 Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Ferry menilai Jokowi mestinya memperkuat produksi pangan dalam negeri untuk menambah pasokan. Bukan malah mengimpor dalam jumlah besar ketika Rupiah tengah melemah. Terlebih, lanjut Ferry, pemerintah juga terus berutang menggunakan mata uang asing.
Ferry lantas bertanya-tanya mazhab ekonomi apa yang digunakan pemerintah. Alih alih memperkuat ekonomi, ia menganggap langkah pemerintah justru seolah melemahkan perekonomian dalam negeri.
"Atau memang sengaja membuat kita defisit neraca perdagangankah atau memang berniat supaya beban APBN kita juga hancur atau memang sengaja cadangan devisa kita biar makin mengecil," ujar Ferry.
Sebelumnya, Jokowi mengklaim pertumbuhan ekonomi semakin berkualitas. Dia mengatakan demikian merujuk dari pertumbuhan ekonomi selalu di atas 5 persen per tahun dengan inflasi yang cukup rendah di kisaran 3,5 persen.
"Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan pengendalian inflasi yang terjaga membuat pertumbuhan ekonomi menjadi lebih berkualitas dan dapat dirasakan dampaknya," ucap Jokowi di hadapan Anggota DPR dan MPR, Kamis (16/8).
(pmg/gil)