Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Pemasyarakatan (PAS) Kementerian Hukum dan HAM, Sri Puguh Budi Utami kembali buka suara terkait sel mewah
Setya Novanto di
Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. Saat ini, Sri mengaku, pihaknya tengah melakukan pembenahan, tak cuma di Sukamiskin, tapi juga di seluruh lapas di Indonesia.
Karena itu, Sri meminta waktu kepada semua pihak untuk melakukan pembenahan tersebut. Dia menyatakan siap mundur jika dalam setahun tak berhasil melakukan pembenahan.
"Mohon berkenan kami diberi waktu, Insyaallah kami menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Tidak perlu waktu lama, satu tahun kalau tidak berhasil izinkan saya mundur," ujar Sri dalam acara di
CNN TV, Minggu (16/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri membantah terdapat barang-barang mewah di kamar narapidana, khususnya Setnov. Yang jadi permasalahan adalah ukuran kamar yang lebih luas. Di mana ukuran kamar-kamar itu merupakan peninggalan Belanda yang membangun Sukamiskin ini pada 1912.
"Sama sekali tidak ada barang-barang mewah. Kamar yang lebih besar mungkin jadi permasalahan. Tapi yang lain seperti jam berkunjung sudah diterapkan dengan baik oleh mereka yang bertugas di sana," kata Sri.
Sri menambahkan, pembenahan yang dilakukan Ditjen PAS ini tidak bisa instan. Saat ini, pihaknya sudah melakukan perbaikan usai terungkapnya dugaan jual beli fasilitas mewah oleh KPK beberapa bulan lalu di Sukamiskin.
Saat itu, beberapa hari setelah Kalapas Sukamiskin Wahid Husein ditangkap KPK, terungkap juga mengenai gazebo mewah, tempat para napi tertentu menerima kunjungan keluarga dan kerabat. Menurut Sri pihak Sukamiskin kini sedang membangun tempat kunjungan baru usai pembongkaran gazebo tersebut.
"(Pembenahan) secara bertahap. Pada saat ruang kunjungan, gazebo, kami benahi itu dulu. Tentu kami persiapkan ruang besukan. Maka kami memperiortiaskna itu dulu," ujarnya.
Dari situ, pembenahan kemudian akan dilakukan terhadap kamar-kamar napi yang jadi permasalahan seperti sel mewah Setnov. Tak cuma di Sukamiskin, tap pembenahan di lapas-lapas lain di Indonesia. Karenanya, dia meminta waktu untuk melakukan pembenahan tersebut.
"Beri kami waktu, beri kami kepercayaan. Yang kami tangani adalah orang-orang yang diputus pengadilan bersalah," ucap Sri.
(osc/sur)