PKS Sebut Praktik Politik Identitas Tidak Bisa Dihindari

Tim CNN Indonesia | CNN Indonesia
Senin, 17 Sep 2018 20:42 WIB
Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid merasa politik identitas tidak perlu ditanggapi secara negatif.
Wakil Ketua Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. (CNN Indonesia/Abi Sarwanto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anjuran Imam Front Pembela Islam Muhammad Rizieq Syihab supaya mempropagandakan politik identitas pada Pemilu dan Pilpres 2019 menuai perdebatan. Namun, Wakil Ketua Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid tidak merasa khawatir politik identitas akan memecah belah bangsa.

"Karena politik identitas itu kan ada di mana-mana jadi identitas bisa identitas partai sekuler dan identitas agama Islam, bisa identitas agama Kristiani, Indonesia juga identitas. Aneh kalau tidak ada identitas. Kita identitasnya apa? Kita kan Indonesia. Indonesia identitas lho," kata Hidayat di kompleks Parlemen, Jakarta, pada Senin (17/9).

Rizieq menganjurkan politik identitas di gelaran Ijtimak Ulama II di Jakarta, Minggu (16/9) pekan lalu. Hidayat meminta politik identitas tidak diartikan secara negatif. Sebab menurut dia identitas tidak bisa dilepaskan dari individu dan praktik politik.
"Identitas adalah jati diri kita," kata Hidayat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rizieq menggelorakan politik identitas dalam Ijtimak Ulama II yang digelar di Jakarta, Minggu (16/9). Menurutnya, kemerdekaan Indonesia hingga kemenangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI tahun 2017 tidak terlepas dari politik Identitas.

Bahkan ia menyebut Soekarno menggunakan politik identitas saat merancang Pancasila. Rizieq mengklaim politik identitas yang diusung ulama tetap bermartabat dengan berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa.

Ketua DPP Gerindra Ahmad Riza Patria menganggap politik identitas sesuatu yang melekat pada masyarakat Indonesia. Riza menilai setiap pihak tidak bisa melepaskan diri dari identitas yang menempel sejak lahir itu.
"Masyarakat itu kan identitasnya berbeda, ada orang Jawa, orang Aceh, orang Papua, sukunya berbeda, agamanya berbeda, bahasanya berbeda. Tentu semuanya punya hak dan kesempatan yang sama," ujar Riza yang ditemui di kantor Komisi Pemilihan Umum, Jakarta Pusat, kemarin.

Riza tak sepakat dengan anggapan anggapan politik identitas yang bersifat memecah belah masyarakat. Ia meminta politik identitas tidak dimaknai sebagai hal negatif.

Menanggapi itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto berpendapat seruan tokoh Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab soal penggunaan politik identitastidak akan efektif pada pemilihan presiden 2019 mendatang.

Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan kemenangan Jokowi di Pilpres 2014 menjadi bukti politik identitas tidak efektif. Ia menyebut politik identitas tidak mendapat tempat dan justru memecah masyarakat.
"Rakyat tetap melihat akhirnya bahwa hal-hal yang negatif itu tidak mendapat tempat di hati rakyat," ujar Hasto di Rumah Cemara, Jakarta, Senin (17/9). (ayp/sah)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER