Jokowi Pernah Kalah di Aceh, Ma'ruf Yakin Kali Ini Menang

Tim | CNN Indonesia
Kamis, 20 Sep 2018 06:10 WIB
Ma'ruf Amin berkelakar, salah satu faktor kekalahan Jokowi di Aceh karena belum memilihnya sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2014.
Calon wakil presiden Ma'ruf Amin (keempat dari kiri) bersilaturahmi ke Aceh. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bakal calon wakil presiden Ma'ruf Amin melontarkan candaannya soal Presiden Jokowi yang pernah kalah di Provinsi Aceh pada Pilpres 2014 lalu.

Ia menyatakan salah satu faktor kekalahan Jokowi karena belum memilihnya sebagai calon wakil presiden pada Pilpres lalu.

"Saya dengar Pak Jokowi kalah ya, di Aceh? Itu memang belum waktunya, karena dulu cawapresnya bukan Kiai Maruf Amin," canda Ma'ruf saat bertemu dengan para tokoh, ulama dan pimpinan organisasi masyarakat se-Provisi Aceh di Grand Aceh Hotel, Banda Aceh Rabu (19/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Saat Pilpres 2014, Jokowi memilih berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK).

Saat itu, Jokowi-JK hanya meraih 45.61 persen suara. Kalah dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang unggul dengan 54,39 persen suara di Aceh.

Ma'ruf optimis Jokowi dan dirinya bakal mengambil alih keunggulan suara di Provinsi Aceh pada Pilpres 2019 mendatang.

"Saya optimis makanya ini sekarang," kata dia.


Ma'ruf mengatakan Aceh terkenal dengan daerah yang religius dan banyak tersebar kader dan santri Nahdlatul Ulama (NU) di daerah tersebut.

Bakal calon wakil presiden Ma'ruf Amin bersilaturahmi dengan Forum Komunikasi Ulama dan Tokoh Masyarakat Aceh (Forkuma). (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Oleh karena itu, ia bakal memanfaatkan modal politiknya sebagai kader NU dan sosok yang mewakili pesantren untuk meraih suara di Aceh.

"Karena sekarang Ma'ruf Amin wakilnya, Aceh harus menang, kenapa? Karena Maruf Amin itu mewakili NU mewakili pesantren, nyambung," kata dia.

Selain itu, Ma'ruf turut mengatakan bakal menggunakan strategi mendekati para ulama dan tokoh masyarakat Islam untuk meraih kemenangan di Aceh.

Ia mengaku akan heran jika Jokowi dan dirinya kembali menelan kekalahan di daerah tersebut.

Hal itu menandakan bahwa peran Dayah (pondok lesantren) dan ulama di daerah tersebut sudah tak berpengaruh lagi.

"Padahal Aceh itu daerah Santri daerah Kiai, ada pengaruh dayah, oleh karena itu kita harus menang, kalau ga menang, berarti dayah-dayah dan kiai-kiai ga berpengaruh lagi di Aceh," ungkapnya.
(rzr/pmg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER