Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo menyanggupi permintaan keluarga besar
Persatuan Islam (Persis) mengenai pembangunan Universitas Persis. Permintaan ini disampaikan pihak Persis ketika bertemu Presiden tahun lalu.
"Soal pendirian Universitas Persis. Menterinya saya ajak Menristekdikti, jawabannya segera diproses," kata Jokowi saat mengunjungi Pondok Pesantren Persis, Cipayung, Jakarta, Selasa (25/9).
Persis adalah salah satu ormas Islam yang berdiri pada 12 September di Bandung, Jawa Barat. Organisasi ini telah tersebar di sejumlah provinsi antara lain Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Bengkulu, Riau, Jambi, dan Gorontalo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persis mengklaim punya 16 Pimpinan Wilayah yang membawahi 62 Pimpinan Daerah,dan 358 Pimpinan Cabang. Persis juga memiliki sejumlah lembaga pendidikan termasuk 230 pesantren.
Dikatakan Jokowi bahwa pembangunan Universitas Persis telah direncanakan sejak beberapa tahun lalu. Tapi hingga saat ini masih belum terbangun sebab terkendala izin dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi.
Jokowi menyatakan kendala itulah yang membuatnya membawa Menristekdikti M. Nasir dalam kunjungan hari ini. Tujuannya agar segala persyaratan yang diperlukan bisa langsung diberikan.
"Jadi syarat-syaratnya segera disampaikan ke dikti. Saya bagian ngejar," tuturnya.
Bantuan percepatan pembangunan universitas ini diberikan sebab Presiden berpendapat pendidikan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting guna bersaing dengan negara lain.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyanggupi pembangungan tiga rumah susun (rusun) bagi keluarga besar Persis.
"Ada tiga rusun yang diajukan Persis, saya konfirmasi ke Seskab semuanya kita setujui. Sebagian tahun ini, sebagian tahun depan," kata mantan Wali Kota Solo ini.
Pernyataan itu disambut riuh tepuk tangan sekitar seratus anggota Pengurus Pusat serta himpunan mahasiswa Persis di sana.
Kehadiran Jokowi di hadapan pengurus Persis siang tadi adalah yang kedua kali. Pertemuan pertama diadakan tahun lalu, di Bandung, sebagai balasan kunjungan Ketua PP Persis, KH Aceng Zakaria ke Istana Negara.
(chri/wis)