Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa secara total ada 58 gempa susulan di
Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat (28/9). Itu terdiri dari 31 gempa susulan pascagempa dengan magnitudo 7,4 yang terjadi pukul 17.02 WIB, dan 27 gempa susulan setelah gempa pertama yang terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.
Potensi tsunami lanjutan kecil sepanjang tak ada gempa lagi dengan magnitudo di atas 7.
BMKG sendiri sebelumnya memutakhirkan data kekuatan gempa yang terbesar itu, dari yang tadinya 7,7 menjadi 7,4.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan pihaknya membagi dua kelompok gempa susulan. Pertama, rangkaian gempa pascagempa utama dengan magnitudo 6 pada pukul 14.00 WIB hingga gempa dengan magnitudo 7,4 pada pukul 17.02.44 WIB. Kedua, gempa susulan dengan magnitudo 7,4 pada pukul 17.02.44 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
"Setelah gempa dengan magnitudo 6 pukul 14.00 WIB itu 27 kali gempa susulan, itu sebelum [gempa dengan magnitudo] 7,7. Selanjutnya, gempa susulan ada 31 kali," terangnya, dalam konferensi pers, di kantor BMKG, Jakarta, Jumat (28/9).
Dari rangkaian gempa itu, lanjut Rahmat, terdapat setidaknya tiga gempa signifikan atau di atas magnitudo 6 pascagempa utama. Yakni, gempa dengan magnitudo 7,4, gempa dengan magnitudo 6,3, dan gempa dengan magnitudo 6,2.
"Dari gempa 6,3 ke [gempa magnitudo] 6,3 itu selisih dua menit. Setelah itu, [magnitudo gempa] di bawah 6," ucapnya.
Menurutnya, masih ada kemungkinan gempa susulan terjadi di SUlteng dan sekitarnya. Hal ini melihat kasus gempa Lombok yang memiliki rentang panjang.
Soal potensi tsunami, Rahmat menyebut hal itu kecil kemungkinannya sepanjang tak ada gempa selanjutnya yang magnitudonya di atas 7.
"Sepanjang gempa susulan masih terjadi, kalau enggak signifikan, sangat kecil berpotensi tsunami, sepanjang [magnitudo] kurang dari 7," tandas dia.
(arh/vws)