Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno,
Ratna Sarumpaet mengaku bahwa dirinya pantas disebut sebagai pencipta berita bohong atau
hoaks terbaik usai berhasil membuat banyak orang percaya soal berita penganiayaan yang menimpanya.
"Kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan semua negeri. Mari kita ambil pelajaran dan bangsa kita ini dalam keadaan tidak baik, seperti yang saya lakukan ini mari kita hentikan," kata Ratna saat konferensi pers di bilangan Tebet, Jakarta, Rabu (3/10).
Untuk itu, Ratna menyampaikan permohonan maaf kepada calon presiden
Prabowo Subianto atas cerita bohong soal penganiayaan yang ia alami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui forum ini saya dengan sangat memohon maaf pada Pak Prabowo Subianto yang dengan tulus membela saya. Membela kebohongan yang saya buat," kata Ratna.
Tak hanya kepada Prabowo, Ratna juga menyampaikan permohonan maaf kepada mantan Ketua MPR Amien Rais yang dianggpanya turut mempercayai kebohongannya. Ratna kemudian meminta maaf kepada kelompok emak-emak yang selalu mendukung setiap perjuangannya.
"Saya juga minta maaf pada emak-emak yang selalu menyebut saya dalam perjuangannya. Aku tahu kalian kecewa, tapi begitulah hidup," kata Ratna.
Lebih lanjut Ratna pun berjanji akan memperbaiki dan meneruskan perjuangan yang menurutnya sedang terhenyak.
"Demi Allah saya tidak berniat berbuat seperti itu. Semoga ini tidak pengaruhi perjuangan kita," ucap Ratna.
Sebelumnya Ratna mengakui telah berbohong soal kabar penganiayaan terhadap dirinya yang terjadi di Bandung, Jawa Barat, 21 September 2018.
Pada jumpa pers hari ini untuk mengklarifikasi berita itu, Ratna mengatakan pada hari tersebut dirinya tidak berada di Bandung, melainkan mendatangi rumah sakit khusus bedah untuk menemui dokter ahli bedah plastik di Jakarta.
"Kedatangan saya ke situ karena kami sepakat dia menyedot lemak pipi kiri," kata Ratna.
Pengakuan Ratna tersebut hampir serupa dengan hasil penyelidikan awal kepolisian yang dirilis pagi tadi. Hasil penyelidikan polisi menyatakan saat peristiwa penganiayaan yang disebut terjadi 21 September, Ratna tidak sedang di Bandung melainkan di Jakarta.
Penyelidikan kepolisian menyebut berdasarkan data perbankan milik Ratna yang berhasil dihimpun, Ratna diketahui melakukan transaksi debit dengan Rumah Sakit Khusus Bedah Bina Estetika.
(fhr/dal)