Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Willem Rampangilei, mengatakan bahwa aktivitas belajar di wilayah yang terkena dampak bencana
gempa dan
tsunami di Sulawesi Tengah sudah mulai berjalan, tapi belum maksimal karena guru dan murid masih mengalami trauma.
"Guru-guru sebagian terdampak. Jadi masih trauma akibat gempa tersebut, termasuk murid muridnya, termasuk orang tuanya tidak mengizinkan anak-anak itu kembali ke sekolah dulu," kata dia.
Menurut Willem, dari aspek fasilitas, banyak sekolah yang mengalami kerusakan sehingga kegiatan belajar mengajar harus dialihkan sementara ke tenda darurat.
Willem mengatakan bahwa demi menunjang kegiatan belajar mengajar, Kementerian Pendikan dan Kebudayaan mendirikan 240 tenda darurat sesuai standar Badan Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unicef).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"100 tenda sudah terpasang dan 140 tenda Insyallah hari ini bisa terpasang semua," kata Willem.
Terkait jumlah korban bencana, Willem menyampaikan bahwa sebanyak 22 siswa meninggal dunia, 33 siswa masih hilang, dan 1 siswa lainnya mengalami luka berat.
Sementara itu, untuk korban guru, sebanyak 22 orang meninggal, 14 orang masih hilang, dan 2 orang masih dirawat inap.
(fhr/has)