Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan telah mengubah nama program integrasi transportasi
One Karcis One Trip (OK Otrip) menjadi
Jak Lingko.
Anies beralasan penggantian nama tersebut dikarenakan sebutan OK Otrip kurang bermakna atau kurang merepresentasikan program integrasi transportasi tersebut.
Anies kemudian mencontohkan program OK OCE, yang merupakan kepanjangan dari One Kecamatan One Center for Entrepreneurship. Ia menilai nama atau sebutan OK OCE tersebut memang memiliki kaitan dengan programnya, lain halnya dengan OK Otrip.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau OK Otrip tidak ada [representasinya] ya, kemudahan ngomong saja, karena itu saya sampaikan, kita cari nama. Dan pilihannya setelah riset sana-sini, pada 'Lingko'," kata dia, di Balai Kota Jakarta, Selasa (9/10).
 (OK Otrip kini berganti nama menjadi Jak Lingko. CNN Indonesia/Dhio Faiz) |
Meski kata 'lingko' berasal dari bahasa Nusa Tenggara Timur (NTT), Anies menyebut kata tersebut telah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Apalagi, katanya, bahasa Indonesia umumnya juga berasal dari bahasa daerah.
"Jadi bukan sesuatu yang aneh, sesuatu yang normal," ujarnya.
Kata 'lingko', sambung Anies juga mirip dengan kata 'link' dalam bahasa Inggris, sehingga ia berharap dapat mudah ditebak dan dipahami oleh semua orang.
"Karena begitu dengar, Jak Link, langsung asosiasinya adalah ketersambungan," ucap Anies.
Sebelumnya, Anies menuturkan kata 'Lingko' merupakan kosa kata baru dalam bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan oleh Badan Bahasa.
[Gambas:Instagram]Rencananya kata 'Lingko' tersebut baru akan dimasukkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pada akhir Oktober. Kata tersebut, sambung Anies, diambil dari bahasa daerah NTT yang artinya buah sistem terintegrasi yang digunakan untuk membangun jaringan distribusi air di NTT.
"Mengapa menggunakan istilah Jak Lingko? Saya ingin garis bawahi, kita ingin agar memiliki nama yang begitu mendengar namanya, langsung tercermin maknanya," tutur Anies, Senin (8/10).
(dis/arh)