Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, Arsul Sani menganggap Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN)
Amien Rais memberikan contoh tak baik kepada masyarakat dalam menghadapi proses hukum. Amien kemarin memenuhi panggilan polisi sebagai saksi terkait kasus dugaan hoaks penganiayaan
Ratna Sarumpaet.
Arsul menilai, perubahan sikap Amien dari berang menjadi semringah atau riang menunjukkan dia mempolitisasi kasus hoaks penganiayaan Ratna, terutama ketika memenuhi panggilan pemeriksaan oleh polisi.
"Menurut saya itu bukan pelajaran pas masyarakat karena dengan seperti itu menunjukkan yang melakukan politisasi kasus itu, dirinya," kata Arsul Sani di Kompleks DPR/MPR, Kamis (11/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arsul menyoroti perubahan sikap Amien menyikapi pemeriksaan dirinya terkait perkara kasus bohong Ratna. Menurut dia, Amien awalnya terlihat tegang, bahkan terkesan marah menyikapi panggilan polisi itu.
Mantan Ketua MPR itu tak menghadiri panggilan pertama. Pendukungnya berpendapat panggilan permintaan keterangan merupakan kriminalisasi terhadap tokoh negara.
Ketika menyatakan akan memenuhi panggilan polisi, Amien menyatakan bakal membongkar dugaan korupsi yang mengendap lama. Pun ketika hadir ke Polda Metro Jaya Amien 'membawa' ratusan pengawal dari Presidium Alumni 212 yang menyatakan tak akan meninggalkan Polda Metro Jaya sampai pemeriksaan selesai.
Puncaknya, Amien sempat menyerukan desakan kepada Presiden Joko Widodo guna mencopot Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait dugaan perusakan barang bukti kasus suap di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tetapi, ketegangan itu berubah menjadi keceriaan usai pemeriksaan. Amien tanpa malu-malu menyatakan dirinya 'dimuliakan' kepolisian, mulai dari ditawari makan siang hingga diperiksa di ruangan bekas Kapolda.
Arsul sempat tersenyum ketika mengetahui hal itu. Menurutnya, sikap itu tak sesuai dengan ajaran Islam yang seharusnya selalu mengedepankan prasangka baik sebelum mengalami sendiri perlakuan tak baik.
"Maka harusnya tabayyun, periksa dulu, jangan berkomentar dahulu apalagi sampai menuduh pihak lain begini begini," tutur Arsul.
Ia turut menyoroti tudingan Amien yang bakal langsung ke KPK guna membawa bukti dugaan suap yang mengalir ke Tito sebagaimana investigasi Indonesianleaks terkait perobekan barang bukti. Nyatanya, hal itu tak dilakukan Amien.
"Mestinya kalau diyakini ada tindak pidana korupsi, sebagai warga negara harusnya sampaikan ke aparat. Jadinya sangat benar Pak Tito diam saja," kata Sekretaris Jenderal PPP ini.
(chri/osc)