Video Potong Bebek Angsa PKI Dinilai Bisa Rugikan Jokowi

CNN Indonesia
Jumat, 12 Okt 2018 14:05 WIB
Rian mengatakan video yang disebar oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Twitter resminya @fadlizon bisa saja merugikan banyak pihak.
Rian Ernest (CNN Indonesia/Martahan Sohuturon)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest telah dimintai keterangan oleh polisi atas pelaporannya soal video 'Potong Bebek Angsa PKI'.

Dalam keterangannya, Rian mengatakan video yang disebar oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Twitter resminya @fadlizon bisa saja merugikan banyak pihak.

"Jadi yang dirugikan bisa pasangan capres cawapres, Jokowi-Ma'ruf Amin. Atau dianggap Menkumham yang urusan HTI bisa. Atau kejaksaan kepolisian bisa (dirugikan)," kata Rian di Bareskrim Polri, Cideng, Jakarta, Jumat (12/10).
Rian mengaku diperiksa polisi seputar dasar dari pelaporannya. Dia menilai Direktorat Tindak Pidana Siber (Dirtippid Siber) Bareskrim Mabes Polri cepat dan tanggap dalam menelusuri laporannya tersebut

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dikasih pertanyaan belasan. Lalu saya diminta menjelaskan secara detail kapan dan kenapa harus dilaporkan," ujar dia.

Selanjutnya, kata Rian, polisi mungkin akan memanggil sejumlah pihak yang mengetahui tentang cuitan Fadli Zon itu. Kata dia, akan ada sejumlah kader PSI yang turut menjelaskan kasus ini.

"Misalnya Tsamara dan Guntur Romli dipanggil. Beliau juga dipanggil untuk melengkapi ini cerita utuh supaya enggak dari versi saya," ucap dia.

Pelaporan ini, kata Rian, sebagai pembelajaran kepada elite politik agar tak sekadar melakukan silat lidah. Dia meminta agar setiap politikus bisa beradu gagasan untuk membangun Indonesia.
Dia juga menyinggung agar tidak banjir 'gimmick' dalam berpolitik. Politikus diminta untuk tidak saling sindir, melainkan beradu ide untuk program ke depan.

"Bukan cuma gimmick tempe lah, gimmick partai emak-emak tapi mana ide? Dulu politisi bisa berdebat soal gagasan dengan beda lawan politik. Sekarang saling sindir menyindir saja," ucap dia.

"Siapapun yang enggak setuju dengan perdebatan ide mereka dianggap PKI. Ini kan namanya politik devide et impera," ujarnya.
Terakhir, dia menekankan PSI dengan para kader lainnya bakal tetap mengawal isu-isu hoaks yang berkembang jelang pilpres dan pileg. Hal ini diucapkan Rian menyusul tudingan PSI cari sensasi karena melaporkan kasus 'Potong Bebek Angsa PKI'.

"PSI dari pilkada punya platform crosscheck hoaks. Kita ingin kerjasama dengan yang lain. Contohnya dulu ada Teman Ahok sekarang ganti sejuta teman khusus berantas hoaks," tutur dia.

(ctr/dea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER