Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman meminta kepada kader dan para calon anggota legislatif dari partainya untuk memperbanyak
kampanye positif. Namun, dia juga mempersilakan
kader memainkan kampanye negatif.
"Saya dalam beberapa kesempatan 80 persen dalam kampanye kita, harus
positive campaign. Silakan antum masuk ke
negative campaign, cukup 20 persen," kata Sohibul dalam pidato di acara Konsolidasi Akbar Nasional PKS di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Minggu (14/10).
Sohibul kemudian menjelaskan alasan memperbolehkan kampanye negatif. Menurutnya, kampanye negatif merupakan kampanye yang mengangkat kelemahan lawan melalui fakta-fakta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kampanye negatif kata dia, diperbolehkan karena tidak menyebar kebohongan ke masyarakat.
"Enggak bohong itu, namanya
negative campaign, itu boleh. Sebab publik harus tau calon ini apa kelemahannya," katanya.
Di sisi lain, Sohibul juga melarang para kadernya untuk melakukan kampanye hitam
(black campaign). PKS, kata dia, tidak menoleransi kampanye hitam yang termasuk bagian dari fitnah.
"Kami tidak ada toleransi, 0 persen kepada fitnah atau kampanye hitam," kata Sohibul.
Kampanye negatif berbeda dengan kampanye hitam.
Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri pernah menyatakan perbedaan mendasar antara kampanye hitam dengan kampanye negatif adalah kampanye negatif sesuai fakta, sedangkan kampanye hitam tidak sesuai fakta.
Kampanye Hitam kerap diartikan kampanye untuk menjatuhkan lawan politik melalui isu-isu yang tidak berdasar. Metode yang digunakan biasanya desas-desus dari mulut ke mulut dan sekarang ini telah memanfaatkan kecanggihan teknologi, multimedia dan media massa.
Sohibul juga memberi catatan agar para kader maupun caleg dari PKS untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan di publik. Hal ini kata dia agar strategi kampanye dengan serangan artileri, kavaleri dan infanteri dapat berjalan selaras.
"Jangan sampai serangan udara kita salah sasaran malah nembak pasukan kita di darat. saya kira ini tidak boleh terjadi," ujarnya.
Sebab, menurut Sohibul, ketika seorang
public figure salah melontarkan pernyataan, maka yang jadi korban adalah pasukan yang di lapangan.
"Mereka kesulitan menjelaskan kepada masyarakat apa yang antum maksudkan, terlebih kalau itu kesalahan fatal. Ini yang harus diperhatikan," lanjut Sohibul.
Selain itu, Sohibul berpesan agar kadernya tidak melakukan politik uang, apalagi yang menyasar kelas menengah. Sebab, dia mengklaim penggunaan politik uang tidak efektif.
"Jadi Insyaallah kelas menengah sentuh dengan hal yang rasional. Mereka tidak perlu kita beri uang, mereka akan mendukung kita semua," ujar Sohibul.
(swo)