Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi menangkap dua terduga
teroris kelompok
Jamaah Anshor Daulah (JAD) di kawasan Tanjungbalai, Sumatera Utara, Jumat (19/10). Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan dua terduga teroris itu membawa alat peledak untuk bunuh diri.
"Yang menembakkan senjata rakitan dan bom pipa yang dipersiapkan untuk melakukan
suicide bombing. Alhamdulillah ditemukan aparat dan dilumpuhkan aparat secara cepat," kata Dedi di Jakarta, Senin (22/10).
Menurut Dedi, Densus sudah memetakan jaringan JAD di kawasan Medan dan Aceh. Saat ini polisi sedang melakukan pengejaran di daerah-daerah tersebut.
"Ada beberapa orang yang kita duga masih berada di jaringan JAD, kita terus melakukan pengejaran-pengejaran polisi akan bertindak secara progresif," ucap dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama masa pengejaran, Dedi mengatakan polisi tetap mengantisipasi kemungkinan aksi yang dilakukan terorisme. Sebab, kata Dedi, ada sejumlah jaringan yang aktif dan ada pula yang pasif.
"Pasif itu semacam
sleeping cel sambil menunggu info baru dari jaringannya. Yang perlu kita antisipasi bersama juga kelompok simpatisan," ujar dia.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah rumah di Kelurahan Perjuangan, Kecamatan Teluk Nibung, Tanjungbalai pada Jumat sekitar Pukul 09.30 WIB.
Petugas kemudian menangkap terduga teroris Hendry Syahli Manurung (26) dan M Rival Alwis alias Rivai alias Vai (21). Polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain tiga buah rompi, tujuh buah bom pipa, beragam serbuk dalam tempat penyimpan makanan, gotri, dan paku.
Densus 88 terpaksa melepas tembakan karena mereka melakukan perlawanan. Keduanya menyerang petugas dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam.
(ctr/dea)