Tangis-Emosi Keluarga Korban Lion Air di Hadapan Rusdi Kirana

CNN Indonesia
Senin, 05 Nov 2018 14:42 WIB
Keluarga korban jatuhnya Lion Air mengungkapkan kekesalannya pada manajemen Lion Air, Rusdi Kirana. Mereka meminta Lion Air bertanggung jawab penuh.
Keluarga korban jatuhnya Lion Air mengungkapkan kekesalannya pada manajemen Lion Air, Rusdi Kirana. Mereka meminta Lion Air bertanggung jawab penuh. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilik Lion Group, Rusdi Kirana, mendatangi hotel Ibis di kawasan Cawang, Jakarta Timur hari ini. Di hotel tersebut, Badan SAR Nasional (Basarnas) dan sejumlah pihak terkait memaparkan proses pencarian dan evakuasi Lion Air JT-610 kepada keluarga korban yang menunggu di sana sepekan terakhir.

Kehadiran Rusdi itu pun membuat emosi sejumlah keluarga korban naik. Dari ratusan keluarga koban yang berada di sana terdengar isak tangis, dan ada pula yang meluapkan emosi kekecewaannya terhadap Rusdi.


Salah satunya ayahanda dari korban bernama Johan Ramadan. Kepada Rusdi, ia melantangkan suaranya di ruangan tersebut. Ia meminta pihak Lion Air bertanggung jawab sepenuhnya atas musibah pesawat dengan register PK-LQP tersebut. Dia bahkan dengan lugas menyebut Rusdi Kirana sebagai pendiri pesawat dengan tarif rendah itu sebagai figur gagal menyelamatkan konsumen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ucapkan terimakasih dan apresiasi untuk semua jajaran yang telah mengevakuasi dan bekerja penuh, tapi tidak untuk Lion Air. Pak Rusdi Kirana saya anggap gagal," kata Ayahanda Johan Ramadan di hadapan Rusdi dan jajaran lainnya yang hanya diam menanggapi keluhan salah satu keluarga penumpang itu, Senin (5/11).

Tangis-Emosi Keluarga Korban Lion Air di Hadapan Rusdi KiranaRusdi Kirana. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Luapan kalimatnya itu sontak disambut riuh para kerabat korban yang berada di ruangan tersebut. Hampir semua dari keluarga korban setuju dengan apa yang diungkapkan Ayah Johan ini.

Johan Ramadan merupakan salah satu sosok yang tercatat dalam manifes penerbangan Lion Air Rute Jakarta-Pangkalpinang.

Seolah ingin Rusdi berkaca dari kesalahan, ayah Johan pun kemudian menyampaikan kegagalan lain yang dilakukan Lion Air sebelum pesawat JT610 tak sempat mendarat di tujuan.

"Ini bukan kejadian pertama. Banyak kejadian lain sebelumnya yang memang tak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Tak hanya itu, kekecewaan Ayah Johan pun menumpuk setelah dirinya dan ratusan keluarga korban lain tak dihubungi pihak Lion Air sejak kecelakaan itu terjadi.

"Kami keluarga korban perlu dirangkul, tapi tak ada satu pun keluarga korban yang dihubungi pihak Lion Air. Kami kehilangan anak terkasih bukan barang yang dibuang ke laut, tolonglah," kata dia.

Rusdi membangun Lion Air sejak akhir dekade 1990an. Pria yang kini menjadi Duta Besar RI untuk Malaysia itu mampu membuat Lion Air menjadi maskapai penerbangan ternama dengan konsep berbiaya murah (low cost carrier).


Bukan hanya ayah dari Johan yang menyuarakan kekesalan dan emosi serta rasa sedihnya pada pertemuan hari ini. Muhammad Bambang Sukandar, ayah dari salah satu penumpang pesawat nahas, meminta agar manajemen Lion Air diperbaiki agar tak terjadi lagi kejadian serupa yang bisa menelan banyak korban lagi.

"Tolong manajemen Lion diperbaiki, kami hanya usulkan jangan sampai terjadi kejadian lagi, anak saya baru 29 (tahun) harus jadi korban," kata dia.

Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang hilang kontak setelah 13 menit lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB, Senin (29/10). Pesawat Lion Air JT-610 itu kemudian diketahui jatuh di wilayah laut utara Karawang, Jawa Barat.

Pesawat itu memiliki manifes penumpang 181 (1 anak, dua bayi), dan delapan awak penerbangan.

Terkini, setelah tujuh hari proses evakuasi, sudah 105 kantong jenazah yang dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diidentifikasi. Jumlah kantong jenazah itu tak bermakna jumlah jasad yang telah dibawa untuk diidentifikasi.

Sejauh ini baru 14 korban Lion Air JT-610 yang telah teridentifikasi oleh tim di RS Polri.

Sementara itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya Muhammad Syaugi menyatakan proses pencarian dan evakuasi korban Lion Air JT-610 ditambah tiga hari dari mulai sekarang.

(tst/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER