Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK)
Erick Thohir menilai langkah
Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara
Joko Widodo-Ma'ruf Amin sebagai bentuk profesionalisme. Erick bahkan menganggap posisi Yusril yang notabene masih menjadi pengacara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bagian dari profesionalisme itu sendiri.
"Ibarat saya juga kemarin jadi ketua Asian Games, bagaimana kita punya visi menyatukan bangsa, hari ini harus memilih di posisi yang saya yakini kan juga berbeda. Nah, itu bagian dari profesional saja," ujar Erick saat ditemui di Hotel JW Marriott, Jakarta Selatan, Kamis (8/11).
Erick menganggap Yusril punya rekam jejak yang tak bisa dipertanyakan lagi di bidang hukum. Ia meyakini keputusan Yusril menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf Amin sudah dipertimbangkan matang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baginya, keputusan seseorang dengan reputasi besar seperti Yusril tak mungkin ada tanpa alasan kuat. "Dan ini tidak mungkin nama-nama yang mendukung, hanya buta mendukung seorang calon pemimpin, pasti dia berpikir dia calon pemimpin yang terbaik," kata Erick.
 Foto: CNN Indonesia/Abi Sarwanto |
Erick pun menjamin Yusril berlaku sebagai individu dalam keputusannya menjadi kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf, kendati sejatinya Yusril masih menahkodai Partai Bulan Bintang (PBB). Hal ini menurutnya serupa ketika Ketua Kadin Rosan Roeslani dan Ketua HIPMI Bahlil Lahadalia menyatakan sebagai individu bergabung ke kubu Jokowi.
Mantan juru bicara HTI Ismail Yusanto sebelumnya sudah angkat bicara terkait status Yusril yang menjadi pengacara kubu Jokowi-Ma'ruf Amin. Ismail tak keberatan dengan manuver Yusril.
Ia menilai keputusan Yusril merapat ke kubu Jokowi sebagai pengacara sebagai hak profesional. Ismail meyakini langkah Yusril itu tidak mewakili sikap politik PBB.
"Ya boleh saja, kan. Itu hak profesional dia. Lagi pula kan beliau sebagai kuasa hukum kita dalam hal gugatan HTI tehadap Menkumham. Jadi, sekarang dia menjadi lawyer pasangan capres cawapres nomor 01 itu dua hal yang beda," ujar Ismail kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (6/11) lalu.
(bin/agt)