Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai
Demokrat Andi Arief menyebut polemik
Sandiaga Uno yang melangkahi makam tersebut sama tak menariknya dengan pernyataan 'politikus genderuwo' yang dilontarkan Presiden
Joko Widodo beberapa waktu lalu.
"Di era media sosial seperti sekarang ini memang harus berhati-hati. Soal genderuwo dan lompat kuburan sama tidak menariknya," ujar Andi kepada
CNNIndonesia.com, Sabtu (10/11).
Sebelumnya, Jokowi sempat memperingatkan warga agar tak terpengaruh 'politikus genderuwo', saat berkunjung ke Tegal, Jawa Tengah, pada Jumat (9/11) lalu. Sebutan ini ia tujukan kepada politikus yang suka menakut-takuti masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Andi mengaku memang belum melihat rekaman video calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno saat berziarah ke makam Kiai Bisri Syansuri di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Dalam video yang beredar di media sosial itu, tampak Sandi tengah menaburkan bunga di atas makam. Sandi yang mengenakan baju koko berwarna krem dan sarung hijau itu kemudian melangkah untuk menaburkan bunga di kuburan yang berada di sebelahnya.
Kendati demikian, Andi meminta agar persoalan Sandi yang melangkahi makam tak perlu dibesar-besarkan. Menurutnya, hal itu akan membuat pertarungan pilpres menjadi semakin
tidak menarik.
"Kedua kubu bingung mau dibawa kemana negeri ini. Ada kesan yang penting berkuasa dulu, soal bermutu atau tidak diselesaikan nanti," ucapnya.
Sebelumnya, beredar video Sandi tengah berziarah ke makam Kiai Bisri Syansuri di Denanyar, Jombang, Jawa Timur. Dalam video itu juga tampak calon presiden Prabowo Subianto. Namun, Prabowo terlihat memilih untuk memutar sedikit agar tidak melangkahi kuburan.
Dikutip dari nu.or.id, Kiai Bisri Syansuri merupakan pendiri Ponpes Denanyar Jombang. Keluarganya menurunkan beberapa orang ulama besar dalam beberapa generasi, seperti Kiai Khalil dari Lasem dan kiai Ma'sum serta Kiai Baidawi dari Tayu.
(pris/eks)