Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat menyatakan persoalan dengan
Asia Sentinel terkait pemberitaan soal kasus
Bank Century yang dikaitkan dengan
Susilo Bambang Yudhoyono sudah selesai.
"Ya, mereka [Asia Sentinel] kemudian menyampaikan permintaan maaf, dan juga menarik berita yang mereka muat itu," kata Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan saat acara pembekalan caleg DPR RI dari Demokrat di Hotel The Sultan, Jakarta, Minggu (11/11) malam.
Demokrat memang sempat berseteru dengan
Asia Sentinel setelah media berbasis di Hong Kong itu menerbitkan hasil laporan John Berthelsen berjudul
Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy, 11 September lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berthelsen dalam laporannya menulis Bank Century sebagai Bank SBY. Dia mengatakan bahwa Bank Century diduga telah menjadi gudang penyimpanan uang ratusan juta dolar Amerika Serikat yang dikontrol oleh SBY dan Partai Demokrat.
Dalam laporannya Berthelsen juga menulis soal dugaan keterlibatan SBY selaku Ketua Demokrat dalam skandal pencurian uang hasil pajak sebesar 12 miliar dolar AS.
Laporan Berthelsen dibuat berdasarkan hasil investigasi setebal 488 halaman yang menjadi dasar gugatan perusahaan Weston Capital International ke Mahkamah Agung Mauritius.
Demokrat yang tak terima dengan pemberitaan itu lantas mengancam mengajukan gugatan hukum dan menggelar investigasi independen.
Investigasi dilakukan di tiga negara yaitu Hong Kong, Amerika Serikat, dan Mauritius selama kurang lebih 60 hari.
Dijelaskan Hinca dalam temuan investigasi terdapat beberapa hal yang tidak sinkron dan meyakinkan dalam laporan yang dipublikasi
Asia Sentinel.
Salah satunya soal gugatan sengketa perdata yang menjadi basis laporan
Asia Sentinel. Kata Hinca, gugatan itu sama sekali tidak menyebutkan nama SBY dan Partai Demokrat seperti yang dituduhkan.
"Pemberitaan
Asia Sentinel yang merujuk gugatan sengketa perdata murni ini dengan menyebut Presiden SBY dan Partai Demokrat terlibat kejahatan korupsi adalah fitnah," kata Hinca.
Laporan di
Asia Sentinel itu sempat dipublikasi oleh sejumlah media di Indonesia. Demokrat pun sempat memperkarakan pemberitaan tersebut. Namun Hinca menegaskan Demokrat telah memaafkan media-media nasional yang turut mempublikasi laporan itu.
"Media Indonesia yang muat juga sudah selesai masalahnya. Sudah meminta maaf dan akui kesalahannya," kata dia.
(tst/wis)