Jakarta, CNN Indonesia --
Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, mengalami 236 kali kegempaan letusan sepanjang Jumat (16/11) hingga Sabtu (17/11) dini hari.
Karenanya, tingkat aktivitas gunung berada di level II (waspada) dan masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 kilometer dari bawah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam rilis pada Sabtu menyatakan berdasar pengamatan pada 16 November pukul 00.00 hingga 24.00, terdapat 34 kali letusan, asap hitam tebal dengan tinggi 300-400 meter di atas puncak gunung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara berdasar visual pada malam dari CCTV, terdapat lontaran material pijar dengan tinggi 100-300 meter di atas puncak.
Sepanjang pengamatan itu, Gunung Anak Krakatau mengalami aktivitas kegempaan Letusan 236 kali, amplitudo 47-58 mm, durasi 39-212 detik. Embusan 59 kali, amplitudo 8-49 mm, durasi 19-56 detik. Tremor Harmonik 1 kali, amplitudo 50 mm, durasi 32 detik. Vulkanik Dangkal 43 kali, amplitudo 5-30 mm, durasi 5-16 detik. Vulkanik Dalam 10 kali, amplitudo 22-56 mm, S-P 0,9-2 detik, durasi 12-25 detik.
Gunung api di dalam laut setinggi 338 meter dari permukaan laut (mdpl) ini selama pengamatan, kondisi cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, dan timur. Suhu udara 26-33 derajat Celsius, kelembapan udara 64-84 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Secara visual gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal dan tinggi 25-50 meter di atas puncak kawah.
(stu)