Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Siane Indriani meminta Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat,
Andi Arief tak asal bicara ke publik. Siane menyebut pernyataan Andi yang terkesan menyudutkan Prabowo justru merugikan Demokrat.
Tapi, Siane tak menjelaskan secara rinci, kerugian-kerugian yang akan diterima Partai Demokrat dengan pernyataan Andi itu.
"Saya yakin Pak SBY bisa menyikapi hal semacam ini secara bijak. Karena hal ini justru akan kontraproduktif bagi partai Demokrat," kata Siane kepada
CNNIndonesia.com, Jumat (22/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Andi menilai janji Prabowo selaku calon presiden nomor urut 02 tak masuk akal. Hal ini terkait kritik Prabowo atas kondisi saat ini hingga menimbulkan kegaduhan.
Andi mengatakan sebagai penantang, Prabowo kerap mengkritisi keadaan. Dia mengutarakan hal tersebut berkenaan dengan pernyataan Prabowo yang merasa miris ketika ojek online menjadi bahan tertawaan berupa meme.
"Kegaduhan akhir-akhir ini karena penantang [Prabowo] mengeluh tentang keadaan lalu menjanjikan hal yang enggak masuk akal tapi cara menjalankannya enggak dijelaskan," kata Andi melalui pesan singkat kepada
CNNIndonesia.com yang juga mempublikasikan di akun Twitter @AndiArief_, Kamis (22/11).
Siane melanjutkan sebagai mitra koalisi Adil dan Makmur pengusung Prabowo-Sandi, anggota koalisi seharusnya menjaga etika komunikasi. Menurut Siane, bila tak berkenan dengan pernyataan Prabowo, Andi bisa berkomunikasi langsung tanpa berkoar ke luar.
"Silakan masyarakat bisa menilai sendiri sikap anggota partai koalisi yang seperti ini," ujarnya.
Siane mengatakan BPN Prabowo-Sandi bakal menyerahkan permasalahan tudingan Andi ini kepada Demokrat, yang juga masuk dalam Koalisi Adil dan Makmur. Menurut dia, pihaknya percaya Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa menertibkan perilaku Andi.
"Kami percaya Pak SBY. Enggak ada pengaruhnya bagi Pak Prabowo. Jadi enggak perlu ditanggapi serius karena ini masalah Partai Demokrat," kata dia.
Bukan sekali ini saja Andi 'menyerang' Prabowo. Sebelum pendaftaran pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Agustus 2018 lalu, Andi menyebut Prabowo sebagai 'jenderal kardus'. Hal itu buntut dari dugaan mahar Rp500 miliar dari Sandiaga kepada PKS dan PAN.
Kemudian, Andi kembali menyentil Prabowo pada awal Oktober 2018 lalu. Saat itu Andi mengkritik cara berkampanye Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Dilihat dari cara berkampanye, Andi menilai calon wakil presidenSandiaga Unoyang justru terlihat lebih ingin menjadi presiden ketimbang Prabowo.
"Ini otokritik: Kalau dilihat cara berkempanyenya sebetulnya yang mau jadi Presiden itu @sandiuno atau Pak Prabowo ya. Saya menangkap kesan Pak Prabowo agak kurang serius ini mau jadi Presiden," kicau @AndiArief_, Jumat (12/10).
(fra/ugo)