Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan mengatakan lokasi
longsor di RT 7 RW 05 Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebenarnya merupakan lahan hijau yang tak seharusnya menjadi tempat pemukiman. Alhasil, bangunan-bangunan itu tak punya perizinan.
"Kita cek status lahannya ini adalah lahan hijau yang tidak seharusnya dibuat bangunan," kata Anies saat meninjau langsung lokasi longsor, Selasa (27/11).
Anies menyebut hampir seluruh bangunan yang dibangun di atas lahan hijau tersebut tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB), termasuk rumah yang terkena dampak dari peristiwa longsor tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hampir pasti semuanya tidak punya IMB, jadi ini bangunan-bangunan yang dibangun tanpa izin dan tidak memperhitungkan kekuatan struktur," tuturnya.
Selain itu, kata Anies, di bawah lokasi longsor tersebut juga terdapat saluran air yang tidak memiliki
outlet atau tempat untuk keluarnya air. Akibatnya, air lama kelamaan menggerus struktur tanah di lokasi tersebut sehingga menyebabkan longsor.
Untuk penanganannya, Anies telah menginstruksikan kepada Dinas Marga untuk segera memperbaiki tanggul yang longsor. Pengerjaannya diperkirakan memakan waktu selama satu bulan.
"Sesudah itu semua tanggul sepanjang ini akan dicek kekuatannya, dipastikan bahwa tidak ada yang bermasalah," ujar Anies.
Anies menjelaskan turap yang saat ini terpasang di lokasi tersebut tak berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak berfungsi sebagai penahan. Fungsi turap di lokasi itu, kata Anies, justru hanya menjadi seperti pelapis saja sehingga tidak mampu menahan struktur tanah.
"Tidak memiliki kekuatan untuk menahan apalagi bila ada tekanan air yang terus menerus," katanya.
Sebelumnya, peristiwa tanah longsor terjadi di Jalan Pesona Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur pada Senin (26/11). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun satu rumah rusak akibat longsor tersebut.
"Tidak ada korban jiwa dan satu rumah dan satu motor yang terkena," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (26/11).
(arh)