Jakarta, CNN Indonesia -- Gerakan Jaga Indonesia (GJI) menolak rencana penyelenggaraan
Reuni Aksi 212 di bilangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Minggu (2/12) mendatang.
Sekretaris Jenderal Nasional GJI Boedi Djarot menilai Reuni Aksi 212 hanya akan menjadi tempat menyiarkan dakwah khilafah yang diusung organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan bertentangan dengan Pancasila.
"Nanti di dalam aksi reuni akan muncul simbol, slogan, dan yel-yel menyerupai gerakan HTI. Maka kami lihat ini gerakan adalah gerakan dakwah dari paham khilafah yang diusung HTI dan itu bertentangan dengan Pancasila," ucap Boedi dalam konferensi pers di kantornya, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat pada Rabu (28/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengaku tidak melihat urgensi penyelenggaraan Reuni Aksi 212 yang terkait dengan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), keberadaan Indonesia, serta Pancasila.
Boedi pun menegaskan HTI bukan organisasi atau partai biasa, melainkan organisasi atau partai politik tingkat internasional yang hanya menggunakan agama sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya.
"Maka ini harus disikapi dengan tegas," ujarnya.
Di tempat yang sama, Koordinator Aksi GJI Tirtayasa meyakini Reuni Aksi 212 akan menjadi ajang untuk menyuarakan perjuangan khilafah dan HTI. Dia berkata, hal tersebut dapat dilihat dari hal-hal yang disampaikan dalam Reuni Aksi 212 yang diselenggarakan pada 2017 silam.
 Aksi yang digelar massa Persaudaraan Alumni 212 di Jakarta. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Dia menduga agenda utama Reuni Aksi 212 tahun ini adalah untuk memuluskan agar khilafah bisa berdiri di Indonesia.
"
Flash back setahun ke belakang, acara mereka apa yang mereka teriakan dalam acara itu, teriakan khilafah, teriakan HTI berkumandang," ucap dia.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengaku telah menerima surat pemberitahuan rencana penyelenggaraan Reuni Aksi 212 di bilangan Monas pada Minggu (2/12) mendatang.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Metro Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan sejumlah personel telah disiapkan untuk mengamankan jalannya acara tersebut.
Namun, ia belum bisa memastikan apakah pada saat acara berlangsung akan dilakukan rekayasa lalu lintas, buka atau penutupan jalan.
Selain itu, pihak kepolisian juga bekerja sama dengan personel TNI dalam mengamankan acara reuni akbar ini.
"Biro Operasi akan melakukan persiapan perencanaan pengamanan," ujar Argo di Polda Metro Jaya, Selasa (27/11).
(mts/pmg)